Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawa-bawa "Pak Lurah", SBY Sebut Ada Menteri Jokowi Lobi Bentuk Koalisi Demokrat-PKS-PPP

SBY mengklaim ada seorang menteri Kabinet Indonesia Maju Jokowi yang sedang melakukan lobi untuk bentuk koalisi baru.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Youtube Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Youtube Partai Demokrat

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY mengklaim ada seorang menteri Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang melakukan lobi untuk bentuk koalisi baru.

SBY mengatakan rencana koalisi baru itu akan berisi Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Meski demikian, dia tak ungkapkan nama menteri itu.

"Kita juga tahu seorang menteri sekarang ini, menteri masih aktif, dari kebinet Pak Jokowi, secara intensif melakukan lobi termasuk kepada partai demokrat. Dengan mengajak, membentuk koalisi yang baru, koalisi Demokrat, PKS, dan PPP," jelas SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023).

Bahkan, ujarnya wacana pembentukan koalisi baru itu sudah diketahui oleh 'Pak Lurah'. Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengaku sering disebut dengan Pak Lurah.

"Yang bersangkutan mengatakan yang disampaikan itu, 'Sudah sepengetahuan Pak Lurah.' Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya," ujar SBY.

Presiden ke-6 ini mengklaim terima informasi bahwa segala manuver dan proses politik jelang Pilpres 2024 sudah diatur oleh orang punya kuasa.

"Katanya semua gerakan, manuver, proses politik, segala yang berkaitan koalisi dan pasangan capres dan cawapres, katanya ada mastermind-nya [pemikir utamanya], ada dalanganya, ada persekongkolan untuk menjalankannya," ungkap SBY.

Lebih lanjut, SBY mengatakan pihaknya kaget karena calon presiden usungan Demokrat yaitu Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden pendampingnya secara sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Oleh sebab itu, dia mengatakan memang akan mencari koalisi baru jelang Pilpres 2024. Meski demikian, lanjutnya, keputusan koalisi baru Demokrat itu tak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Menurut pandangan saya, hari ini atau lusa, belum saatnya kita ambil keputusan, Demokrat akan ke mana atau capres mana yang akan kita dukung. Belum saatnya," ungkap SBY.

Sebagai informasi, belakangan mulai banyak dibicarakan isu duet antara Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno dengan Ketua Umum Partai Demokrat AHY di Pilpres 2024. Apalagi, sebelumnya Sandi menyatakan akan berusaha mengajak PKS dan Partai Demokrat untuk bekerja sama di Pilpres 2024.

Sandi mengakui, PPP berbeda jalur politik dengan PKS dan Demokrat. PPP bersama PDIP, Hanura, dan Perindo sudah mengusung pencapresan Ganjar Pranowo. Meski demikian, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif ini akan tetap berusaha untuk mengajak PKS dan Demokrat bekerja sama.

"Komunikasi kalau di level partai dilakukan semuanya oleh Plt Ketum [Muhamad Mardiono], tapi saya akan mengusulkan seperti yang saya sampaikan bahwa kita harus mampu untuk bisa mengajak berjuang bersama dalam dinamika politik yang terjadi," jelas Sandi di Aula Masjid At-Taqwa, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper