Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sakit Hati, SBY Sebut Manuver NasDem Sangat Tidak Beretika

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku baru kali ini merasakan manuver politik yang sangat tidak beretika, saat NasDem tiba-tiba meninggalkan Demokrat.
Susilo Bambang Yudhoyono/Instagram Ano Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono/Instagram Ano Yudhoyono

Bisnis.com, SOLO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa manuver Partai NasDem saat ini sangatlah tidak beretika.

NasDem secara tiba-tiba mengumumkan bahwa Ketua PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan diduetkan bersama Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Menurut SBY, langkah politik NasDem kali ini sangatlah tidak beretika selama ia berkarier menjadi politisi.

"Saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melampaui batasan etika," ungkap SBY, Jumat (1/9/2023).

Dirinya pun mengaku sudah diingatkan banyak teman terkait manuver politik Anies Baswedan dengan Partai NasDem.

SBY mengatakan, teman dekatnya baik dari dalam maupun luar partai banyak yang mengingatkannya untuk berhati-hati saat menjalin kerja sama politik dengan Anies dan orang di belakangnya. 

"'Pak SBY, benar-benar percaya kepada orang-orang itu?' Saya jawab dengan praduga yang baik, prasangka yang baik, 'Saya percaya.' Teman itu mengatakan, 'Silakan saja dilihat nanti yang penting saya sudah ingatkan'," jelas SBY mengulang percakapannya dengan rekannya.

Dia pun kini sadar, ternyata peringatan teman-temannya itu ada benarnya.

"Anggaplah kita salah kali ini, tetapi kita belajar mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan," ujarnya.

Keluar dari Koalisi Perubahan

Sebelumnya, Partai Demokrat menggelar rapat Majelis Tinggi Partai (MTP) untuk memutuskan secara resmi keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di kediaman Ketua MTP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Bogor pada Jumat (1/9/2023) sore.

Sekretaris MTP Demokrat Andi Mallarangeng menjelaskan, AD/ART partai menyatakan yang berhak menentukan koalisi serta pengusung calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres). Oleh sebab itu, penarikan dukungan pencapresan ke Anies Baswedan dan keputusan keluar dari Koalisi Perubahan harus diputuskan lewat rapat MTP.

"Nanti diputuskan dengan baik. Setelah kemudian ada keputusan, baru resmi kita Partai Demokrat tidak lagi bersama Koalisi Perubahan karena memang sudah ditinggal secara otomatis, sudah bubar secara otomatis," jelas Andi saat ditemui sebelum rapat MTP.

Dia mengatakan, Demokrat tak mungkin mendukung Anies karena sudah meninggalkan kawan lama yang sudah dilamar. Bahkan, lanjutnya, dia meninggalkan Demokrat ketika sedang menentukan waktu deklarasi bersama Anies-AHY.

"Tiba-tiba dia kawin dengan orang lain, kira-kira begitu. Masa kita masih mau berjalan bersama dengan orang-orang semacam itu," ujarnya.

Nantinya, rapat MTP Demokrat ini akan dipimpin langsung oleh SBY bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Keputusan resmi nantinya akan disampaikan setelah rapat MTP.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper