Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin tertinggi Iran menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan Israel atas badai protes yang kini terjadi menyusul kematian seorang wanita saat berada dalam tahanan polisi.
Dalam komentar publik pertamanya tentang kerusuhan itu, Ayatollah Ali Khamenei menuding kerusuhan itu telah direkayasa oleh musuh bebuyutan Iran dan sekutu mereka, seperti dikutip BBC.com, Selasa (4/10/2022).
Aksi protes adalah tantangan terbesar bagi pemerintahan Iran selama satu dekade terakhir. Dia mendesak pasukan keamanan untuk siap menghadapi lebih banyak lagi aksi serupa.
Lebih lanjut, AS mengaku terkejut dengan tanggapan kekerasan terhadap pelaku aksi protes.
Presiden AS Joe Biden mengaku sangat prihatin atas penindasan terhadap para pengunjuk rasa damai.
"Para pengunjuk rasa itu menyerukan prinsip-prinsip yang adil dan universal," katanya.
Baca Juga
Biden menambahkan bahwa AS selalu berpihak pada wanita Iran yang menginspirasi dunia dengan keberaniannya.
Inggris turut menggemakan sentimen tersebut dan memanggil diplomat paling senior Iran di London pada hari Senin.
Pemanggilan itu bertujuan untuk memberi tahu para pemimpin mereka di Teheran bahwa alih-alih menyalahkan aktor eksternal atas kerusuhan, mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mendengarkan kekhawatiran rakyat mereka.
Adapun, Mahsa Amini, mengalami koma beberapa jam setelah ditahan oleh polisi moral pada 13 September di Teheran karena diduga melanggar hukum ketat yang mewajibkan perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab, atau hijab. Dia meninggal 3 hari kemudian.
Keluarganya menuduh bahwa petugas memukul kepalanya dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka. Polisi mengatakan tidak ada bukti penganiayaan dan menyebut penyebab kematiannya adalah gagal jantung.
Wanita itu memimpin aksi protes yang dimulai setelah pemakaman Amini, melambaikan jilbab mereka ke udara atau membakarnya dengan nyanyian "Perempuan, hidup, kebebasan" dan "Matilah diktator" merujuk pada Ayatollah Khamenei.
Berbicara pada upacara kelulusan taruna polisi dan angkatan bersenjata pada hari Senin, pemimpin tertinggi Iran mengatakan kematian Amini sangat menghancurkan hati.
"Tetapi yang tidak normal adalah bahwa beberapa orang, tanpa bukti atau penyelidikan, telah membuat jalan-jalan berbahaya, membakar Al-Qur'an, melepaskan jilbab dari wanita bercadar dan membakar masjid dan mobil," tambahnya, tanpa menyebutkan insiden itu secara spesifik.
Ayatollah, yang memiliki keputusan akhir tentang semua masalah negara, menegaskan bahwa kekuatan asing telah merencanakan kerusuhan karena mereka tidak dapat menerima bahwa Iran semakin maju di semua bidang.