Bisnis.com, JAKARTA--Setidaknya 450 orang ditangkap di Mazandaran, provinsi utara Iran selama 10 hari terakhir akibat aksi protes, menurut kepala jaksa provinsi.
Protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi telah menyebar ke seluruh negeri. Kemarahan publik kian memuncak akibat penutupan jaringan internet dan penindasan dengan kekerasan.
Korban tewas resmi dalam kerusuhan itu adalah 41 orang dan kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Amnesty International menyatakan setidaknya empat anak telah dibunuh oleh pasukan negara sejak awal protes. Hal itu menggambarkan "pola mengerikan" dari "penembakan peluru tajam yang disengaja dan melanggar hukum ke pengunjuk rasa".
Heba Morayef, direktur Amnesty Timur Tengah dan Afrika utara, mengatakan: “Meningkatnya jumlah korban tewas merupakan indikasi yang mengkhawatirkan betapa kejamnya serangan pihak berwenang terhadap kehidupan manusia di bawah kegelapan penutupan internet.”
Amini mengunjungi Teheran sebelum dia ditangkap oleh polisi moral yang mempermasalahkan cara dia menutupi rambutnya. Sementara polisi mempertahankan dia meninggal karena sebab alami dan keluarganya mengatakan dia disiksa dan dibunuh.
“Selama perjalanan ke kantor polisi, dia disiksa dan dihina,” kata sepupu Amini, Erfan Mortezaei, kepada Sky News.
Dia mengalami gegar otak akibat benturan di kepala dan ada laporan dari rumah sakit Kasra di Teheran yang mengatakan secara efektif pada saat dia sampai di rumah sakit dia sudah meninggal dari sudut pandang medis.
Meskipun ada upaya untuk menghentikan orang Iran mengakses aplikasi seperti Instagram dan WhatsApp, video orang yang diduga tewas selama protes telah menyebar di media sosial.
Orang tua dari anak-anak muda yang terbunuh saat aksi protes menyatakan kekecewaannya atas tanggapan dari komunitas internasional.
“Orang-orang mengharapkan PBB untuk membela kami dan para pengunjuk rasa,” kata ayah dari Milan Haghigi, 21 tahun, yang dikutip oleh Amnesty International.
“Saya juga dapat mengutuk [pihak berwenang Iran], seluruh dunia dapat mengutuk mereka, tetapi untuk apa kecaman ini?,” ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (27/9/2022).
Tayangan video menunjukkan protes pada Minggu malam di Teheran dan kota-kota termasuk Yazd, Isfahan dan Bushehr.
Kelompok hak asasi Kurdi yang berbasis di Norwegia, Hengaw, mengatakan sebuah protes diadakan di kota asal Amini, Saqqez, meskipun ada kehadiran militer dan ada laporan tentang seorang gadis berusia 10 tahun dibawa ke rumah sakit setelah dia ditembak di kota utara Bukan.
Laporan lain mengatakan mahasiswa di tiga universitas di Teheran menolak untuk menghadiri perkuliahan.