Bisnis.com, JAKARTA - Kasus pelanggaran dua kapal tanker di perairan Indonesia sebagai momentum memperkuat koordinasi dan sinergitas antarlembaga dan instansi terkait.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menghadiri simulasi penanganan pesawat asing setelah pemaksaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/6/2021).
"Saya beri catatan, beberapa waktu lalu ada dua kapal tanker besar dari Panama dan Iran. Kapal ini berjejer dan saling tukar-menukar minyak di wilayah (perairan) teritorial kita," katanya.
Namun setelah ditangkap, jelas dia, muncul kesulitan atau persoalan. Hal itu, sebut dia, jelas melanggar kedaulatan, tetapi tanggapan instansi justru berbeda.
"Hampir tidak ada yang menangani, hampir [tidak ada yang proses]," lanjut dia.
Dia menceritakan, setelah kapal ditangkap, ada instansi yang bilang hal itu masuk protokol internasional, maka sebaiknya dikembalikan ke negara asalnya dan disanksi oleh pemerintahnya sendiri.
Baca Juga
Selain itu, sambung dia, ada juga yang bilang tidak ada bukti sehingga persoalan itu hampir tidak ada yang menangani.
"Itulah sehingga kita perlu koordinasi seperti yang akan kita lakukan saat ini [simulasi pesawat asing setelah pemaksaan mendarat] agar tidak terjadi hal-hal yang seperti itu [kasus tanker]," ujarnya.
"Jadi koordinasi yang dilakukan Angkatan Udara hari ini bisa menjadi contoh bagi setiap institusi," kata Mahfud.