Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperingatkan Venezuela bahwa AS terbuka terhadap segala opsi dan mendesak presiden berhaluan kiri Nicolas Maduro membuka akses bagi bantuan AS ke negara itu.
Trump menilai Maduro telah melakukan kesalahan dengan memblokir bantuan kemanusiaan AS yang disalurkan untuk penduduk Venezuela.
"Saya pikir ia melakukan kesalahan besar karena tak mengizinkan hal itu terjadi [masuknya bantuan]," katanya kepada wartawan pada Rabu (13/2/2019) waktu setempat sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Sebagaimana diwartakan sebelum, bantuan AS yang dikirim melalui Kolombia masih tertahan lantaran Maduro menutup perbatasan.
Maduro menolak bantuan AS dengan alasan langkah itu hanya akal-akalan Washington untuk menginvansi Venezuela.
Namun banyak dari penduduk Venezuela yang dilaporkan mengalami penderitaan. Di bawah pemerintahan Maduro, penduduk Venezuela yang kini menghadapi krisis ekonomi kesulitan untuk memperoleh kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan. Hal ini disebabkan hiperinflansi yang membuat pendapatan dan tabungan mereka tak berharga.
Baca Juga
Venezuela merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, namun ekonomi negara latin itu tak kunjung membaik sejak krisis melanda pada 2015 dan memaksa lebih dari 2,3 juta penduduknya meninggalkan Venezuela.
"Kami mencoba memberi makanan kepada orang-orang yang kelaparan. Ada orang-orang yang kelaparan di Venezuela," sambung Trump.
Sementara itu, pemimpin opisisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden tandingan Maduro, Juan Guaido, memperkirakan terdapat ratusan ribu penduduk Venezuela yang kelaparan.
"Ada hampir 300.000 penduduk Venezuela yang akan mati jika bantuan tak masuk," katanya di hadapan demonstran pendukung oposisi.
Guaido yang diakui legitimasinya oleh sekitar 50 negara dunia pun berjanji akan membawa bantuan internasional masuk ke Venezuela paling lambat 23 Februari nanti.
Dalam usaha terbarunya untuk memperlemah Maduro yang didukung oleh militer, Guaido memperingatkan angkatan bersenjata untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan mengalir.
"Ini adalah perintah langsung terhadap angkatan bersenjata: izinkan seluruh bantuan kemanusiaan masuk dan akhiri penindasan," katanya.