Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tuding Venezuela Manipulasi Hasil Pemilu

Pemerintah AS mengatakan bahwa telah terjadi manipulasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro merayakan kemenangannya di Pemilihan Presiden di Caracas, Venezuela, Senin (29/7/2024)./Reuters-Fausto Torrealba
Presiden Venezuela Nicolas Maduro merayakan kemenangannya di Pemilihan Presiden di Caracas, Venezuela, Senin (29/7/2024)./Reuters-Fausto Torrealba

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa telah terjadi manipulasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang telah menghilangkan kredibilitas atas kemenangan petahana Venezuela Nicolas Maduro. 

Washington juga menyatakan akan membiarkan pintu terbuka untuk memberikan sanksi baru terhadap negara tersebut.

Para pejabat senior AS yang memberikan pengarahan, mempertajam tanggapan Washington terhadap pemungutan suara yang disengketakan. 

Otoritas Pemilu Venezuela sebelumnya menyatakan bahwa Maduro telah memenangkan masa jabatan ketiga, memperpanjang 25 tahun kekuasaan Partai Sosialis. Sedangkan, jajak pendapat independen menunjukkan kemenangan telak ada di oposisi.

Dilansir Reuters, Selasa (30/7/2024), AS dan sejumlah pemerintah lain meragukan hasil penghitungan suara resmi di Venezuela. Saingan Maduro dari kubu oposisi, Edmundo Gonzalez, menegaskan bahwa dia adalah pemenang sebenarnya.

Para pejabat AS memperkuat tuntutan publik oleh para pembantu senior Presiden Joe Biden agar Maduro menerbitkan tabulasi suara yang terperinci. 

Adapun jika Maduro tidak melakukannya, maka akan membuat masyarakat internasional tidak mau menerima hasil perhitungan suara tersebut. 

Para pejabat tidak mengungkap adanya tindakan hukuman baru, tetapi mengatakan Washington akan menilai kebijakan sanksinya terhadap Venezuela berdasarkan tindakan apapun yang diambil Maduro ke depannya.

"Kita menghadapi kemungkinan skenario baru. Kita akan mempertimbangkannya saat kita memetakan arah yang akan kita tuju terkait sanksi terhadap Venezuela," kata seorang pejabat. 

AS yang menolak terpilihnya kembali Maduro pada 2018, secara umum telah melonggarkan sanksi terhadap industri minyak Venezuela sebagai tanggapan atas kesepakatan antara Maduro dan partai-partai oposisi, pada Oktober lalu. 

Namun pada April tahun ini, AS memberlakukan kembali sanksi tersebut, dan menuduh Maduro mengingkari komitmen elektoralnya.

"Dengan melakukan tindakan represif dan manipulasi Pemilu, serta mengumumkan pemenang tanpa hasil penghitungan suara dari setiap distrik secara rinci, perwakilan Maduro telah menghilangkan kredibilitas hasil Pemilu yang mereka umumkan," kata seorang pejabat AS.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga sebelumnya berbicara di Tokyo, dengan mengatakan memiliki kekhawatiran serius atas hasil suara yang diumumkan itu tidak mencerminkan keinginan atau suara rakyat Venezuela.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper