Bisnis.com, JAKARTA – Jejak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos mengungkap kekhawatiran warga Amerika Serikat (AS) mengenai potensi melonjaknya pengangguran akibat perkembangan kecerdasan buatan alias AI yang cukup massif.
Meskipun saat ini belum banyak tanda-tanda mengenai peningkatan pengangguran massal, tingkat pengangguran AS hanya 4,2% pada bulan Juli, kecerdasan buatan telah menimbulkan kekhawatiran karena mengubah pekerjaan, industri, dan kehidupan sehari-hari.
Survei Reuters menyebut setidaknya sebanyak 71% responden khawatir bahwa AI akan "membuat terlalu banyak orang kehilangan pekerjaan secara permanen".
Sementara itu, sekitar 77% responden bahkan mengatakan teknologi tersebut dapat digunakan untuk memicu kekacauan politik.
Warga Amerika juga khawatir tentang penggunaan aplikasi militer untuk AI. Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, sekitar 48% responden mengatakan pemerintah tidak boleh menggunakan AI untuk menentukan target serangan militer, dibandingkan dengan 24% yang mengatakan pemerintah harus mengizinkan penggunaan teknologi semacam itu. Sebanyak 28% lainnya menyatakan tidak yakin.
Adapun antusiasme publik terhadap AI telah mendorong investasi lebih lanjut di AS. Sejumlah perusahaan seperti Foxconn (2354.TW), dan SoftBank (9984.T), berencana membangun pabrik pusat data di Ohio.
Baca Juga
Dua pertiga responden dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos mengatakan mereka khawatir orang-orang akan meninggalkan hubungan dengan orang lain demi teman AI.
Namun demikian, pendapat publik terpecah mengenai apakah teknologi AI akan meningkatkan pendidikan. Sekitar 36% responden berpendapat teknologi ini akan membantu, sementara 40% tidak setuju dan sisanya tidak yakin.
Survei Reuters/Ipsos mengumpulkan tanggapan daring dari 4.446 orang dewasa AS di seluruh negeri dan memiliki margin kesalahan sekitar 2 poin persentase.