Bisnis.com, JAKARTA - Iran memastikan akan melakukan aksi balasan ke Israel merespons pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang terjadi di ibu kota Iran, Teheran, pada akhir Juli lalu.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Hasan Sheikholeslami menuturkan, pihaknya mengutuk insiden pembunuhan terhadap Haniyeh yang terjadi di wilayah Iran. Menurutnya, hal tersebut merupakan tindakan brutal yang dilakukan oleh Israel.
Merespons aksi tersebut, Sheikholeslami memastikan Iran akan melakukan aksi balasan terhadap Israel.
"Sesuai dengan arahan dan petunjuk dari pemimpin spiritual dan juga jajaran petinggi petinggi pemerintahan kami, pembalasan terhadap kejahatran brutal yang dilakukan rezim zionis Israel adalah hal yang mutlak dan pasti," jelas Sheikholeslami dalam media briefing di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia, Jakarta pada Selasa (13/8/2024).
Adapun, Sheikholeslami tidak memperinci kapan aksi balasan tersebut akan dilakukan. Menurutnya, waktu dan lokasi aksi balasan tersebut merupakan hal yang akan diputuskan oleh para pejabat tinggi pemerintahan Iran.
Dia melanjutkan, aksi tersebut nantinya juga akan memberikan pukulan telak terhadap Israel. Hal tersebut dapat berdampak positif bagi pertahanan negara Iran terhadap serangan balasan yang akan ditimbulkan dari aksi tersebut.
Baca Juga
Adapun, Sheikholeslami juga menegaskan pihaknya menganggap Israel sebagai aktor utama di balik pembunuhan Haniyeh di Iran. Menurutnya, insiden seperti pembunuhan bukanlah pertama kali yang dilakukan Israel untuk menebat teror.
Menurutnya, Israel telah melakukan banyak pembunuhan dan teror dengan metode ataupun alat-alat yang ilegal. Dia mencontohkan, aksi teror Israel pernah dilakukan kepada beberapa ilmuwan nuklir Iran beberapa waktu yang lalu.
Dia menuturkan, otoritas terkait Iran tengah melakukan pendalaman dan penelitian untuk mencari bukti bahwa Israel memang terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut. Menurutnya, para ahli di otoritas tersebut mempelajari metode-metode yang dilakukan organisasi intelijen Israel serta sekutunya seperti Amerika Serikat (AS).
Namun, Sheikholeslami belum dapat memperinci bukti apa yang menegaskan peran Israel dalam aksi pembunuhan Haniyeh di Teheran pada akhir Juli lalu.
"Karena ini masih dalam tahap pengembangan maka pengungkapan informasi berkaitan dengan hal tersebut tentu bertentangan dengan nilai keamanan. Tetapi melalui pendalaman ini, kami bisa mencari kesimpulan dan mengungkap siapa dalang di balik teror ini," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) meyakini kemungkinan serangan Iran terhadap Israel semakin besar dan dapat terjadi paling cepat pada pekan ini.
Mengutip Bloomberg pada Selasa (13/8/2024), Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby mengatakan, AS dan sekutunya harus bersiap menghadapi serangkaian serangan yang signifikan.
"Pihak Israel yakin semakin besar kemungkinan akan terjadi serangan oleh Iran dan proksinya. Kami memiliki kekhawatiran yang sama," kata Kirby dikutip dari Bloomberg.
Implikasi konflik ini ditegaskan oleh keputusan lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang menurunkan peringkat utang Israel satu tingkat, menjadi A dari A+, sambil tetap mempertahankan pandangan negatif dan menyebut perang yang berkelanjutan dan risiko geopolitik sebagai alasan penurunan tersebut.