Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Setop Ekspor Senjata ke Israel Imbas Rencana Kuasai Gaza

Jerman hentikan ekspor senjata ke Israel akibat krisis Gaza, menandai perubahan kebijakan luar negeri di tengah tekanan publik dan pergeseran politik.
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli. REUTERS/Mohammed Salem
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli. REUTERS/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA — Memburuknya bencana kemanusiaan di Gaza memaksa Jerman mengambil langkah yang selama ini dihindari, yakni membatasi ekspor senjata ke Israel.

Melansir Bloomberg, Minggu (10/8/2025), Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang sejak lama dikenal sebagai sekutu setia Tel Aviv, pada Jumat mengumumkan penangguhan pengiriman senjata yang berpotensi digunakan dalam operasi militer di Jalur Gaza.

Keputusan ini menjadi sinyal pergeseran kebijakan luar negeri Jerman, yang selama puluhan tahun dilandasi rasa tanggung jawab moral atas Holocaust.

Merz menyatakan, operasi militer Israel tak akan mampu mencapai tujuan yang diklaim, yakni  menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera. Bagi banyak pengamat, langkah ini bukanlah pembalikan arah total, melainkan tembakan peringatan terhadap sekutu lama.

Peneliti di German Institute for International and Security Affairs Muriel Asseburg mengatakan peringatan kepada Israel ini luar biasa karena merupakan langkah konkret pertama dari pemerintah Jerman.

”Namun saya tidak melihatnya sebagai sebuah putaran balik, melainkan sebuah 'tembakan peringatan'," jelasnya seperti dikutip Bloomberg.

Tekanan publik semakin nyata. Survei ARD-DeutschlandTREND menunjukkan dua pertiga warga Jerman mendesak pemerintah menekan Israel agar menghentikan serangan dan memperbaiki situasi kemanusiaan.

Hanya 31% yang masih memandang sejarah kelam Nazi sebagai alasan memberi dukungan istimewa bagi Israel — angka terendah dalam beberapa dekade.

Retaknya konsensus politik turut mencuat. Partai Sosial Demokrat (SPD), mitra junior dalam koalisi, mendorong langkah lebih tegas seperti sanksi terhadap menteri Israel dan evakuasi medis anak-anak korban perang.

Media di Jerman juga terpecah menjadi dua kubu. Pada akhir Juli, media Der Spiegel menuding Israel melanggar hukum humaniter internasional, sementara Bild mengkritik demonstrasi anti-Israel yang dinilai berat sebelah dan mengabaikan kekejaman Hamas.

Jerman, pemasok senjata terbesar kedua bagi Israel setelah Amerika Serikat, juga mengandalkan teknologi militer Israel, termasuk sistem pertahanan udara Arrow-3. Pembatasan ekspor memunculkan kekhawatiran akan balasan Israel yang bisa melemahkan keamanan udara Jerman.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro