Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta maaf soal kehadiran Peter Berkowitz sebagai pemateri dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) di Jakarta pada Jumat, 15 Agustus 2025 lalu.
Menurutnya, undangan tersebut adalah bentuk kekhilafan dirinya. Ia pun mengaku tidak cermat dalam memeriksa rekam jejak Peter Berkowitz saat diundang menjadi pemateri dalam
"Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber," ujar Gus Yahya di Jakarta, Kamis (28/8), dikutip dari NU Online.
Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa sikap PBNU terkait masalah Palestina tidak pernah berubah. Pihaknya konsisten menyuarakan hak Palestina untuk memiliki negara merdeka dan berdaulat.
"Sikap saya dan PBNU dalam masalah Palestina tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang,"
Sosok Peter Berkowitz
Peter Berkowitz merupakan akademisi politik dan hukum asal Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai sosok pro-Israel.
Baca Juga
Dilansir dari laman Hoover Institution, Ia menjabat sebagai Tad and Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Pada 2019-2021, dia menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri, sekretaris eksekutif Komisi Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut di departemen tersebut, dan penasihat senior bagi Menteri Luar Negeri.
Penerima penghargaan Bradley tahun 2017 itu juga dikenal sebagai kolumnis untuk RealClearPolitics. Selain itu, Berkowitz juga menjabat sebagai direktur studi untuk The Public Interest Fellowship.
Beberapa buku yang ditulisnya antara lain, Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation (Hoover Institution Press, 2013); Israel and the Struggle over the International Laws of War (Hoover Institution Press, 2012); Virtue and the Making of Modern Liberalism (Princeton University Press, 1999); dan Nietzsche: The Ethics of an Immoralist (Harvard University Press, 1995).
Selain mengajar secara teratur di Amerika Serikat dan Israel, Berkowitz telah memimpin seminar tentang prinsip-prinsip kebebasan dan tradisi konstitusional Amerika untuk mahasiswa dari Burma di Pusat Kepresidenan George W. Bush dan untuk mahasiswa Korea di Underwood International College di Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan.
Ia mengajar hukum tata negara dan yurisprudensi di Sekolah Hukum Universitas George Mason dari tahun 1999 hingga 2006, dan filsafat politik di departemen pemerintahan di Universitas Harvard dari tahun 1990 hingga 1999.
Ia meraih gelar JD dan PhD dalam ilmu politik dari Universitas Yale; gelar MA dalam filsafat dari Universitas Ibrani Yerusalem dan gelar BA dalam sastra Inggris dari Swarthmore College.