Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel vs Hizbullah Memanas di Lebanon, 12 Negara Ini Peringatkan Warganya

Situasi keamanan Lebanon yang memburuk akibat memanasnya konflik Israel dan Hizbullah membuat sejumlah negara meminta warganya waspada.
Arsip - Kepulan asap tebal yang disebabkan oleh serangan Israel terlihat di Majdal Zoun, Lebanon (15/4/2024)./Antara Foto/Xinhua-Ali Hashisho/aww.
Arsip - Kepulan asap tebal yang disebabkan oleh serangan Israel terlihat di Majdal Zoun, Lebanon (15/4/2024)./Antara Foto/Xinhua-Ali Hashisho/aww.

Bisnis.com, JAKARTA — Situasi keamanan Lebanon yang memburuk membuat sejumlah negara meminta warganya untuk meninggalkan atau melarang kunjungan ke wilayah yang tengah terancam perang antara Israel dan kelompok Hizbullah itu.

Seperti diketahui, aksi saling tembak antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah setiap hari terjadi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sejak konflik di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.

Pada pekan ini, misalnya, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan Israel melancarkan setidaknya 10 serangan ke daerah dekat perbatasan. Salah satu serangan tersebut menghancurkan sebuah bangunan di Nabatiyeh, melukai 5 orang.

Sebaliknya, Hizbullah mengeklaim telah meluncurkan enam serangan terhadap posisi militer Israel di wilayah perbatasan, pada Rabu (26/6/2024).

Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah pun muncul pada Juni 2024 setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang mempersiapkan operasi yang sangat menegangkan di perbatasan dengan Lebanon.

Israel menegaskan posisinya tidak menginginkan perang di Lebanon. Kendati demikian, jika Hizbullah terus mengancam, Israel sesumbar akan membuat tetangganya itu kembali ke "Zaman Batu".

Di sisi lain, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga mengancam akan melancarkan perang tanpa aturan dan tanpa batasan jika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Lebanon.

Kondisi tersebut membuat berbagai negara siaga untuk mengarahkan dan melarang warga negaranya bepergian ke kawasan tersebut. 

Dilansir Antara, sudah ada tujuh negara yang meminta warganya meninggalkan Lebanon. Selain itu, lima negara lainnya telah menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon saat ini. Berikut perinciannya:

ARAB SAUDI

Kedutaan Arab Saudi di Beirut pada Sabtu (29/6/2024) mendesak warganya yang berada di Lebanon saat ini untuk meninggalkan wilayah Lebanon segera. Pemerintah Arab Saudi menekankan pentingnya bagi warganya untuk tetap berkomunikasi dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.

AUSTRALIA

Australia pada Jumat (28/6/2024) sangat menyarankan warga negaranya untuk tidak bepergian ke Lebanon. Pemerintah Australia menyebut situasi keamanan di Lebanon sangat tidak stabil.

Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga Australia di Lebanon untuk segera meninggalkan negaranya selagi penerbangan komersial masih tersedia.

BELANDA

Kementerian Luar Negeri Belanda melalui akun resmi X mendesak warganya menghindari bepergian ke Lebanon. Pemerintah Belanda juga meminta warga negaranya yang tinggal di Lebanon untuk segera meninggalkan wilayah itu selama penerbangan komersial masih beroperasi.

JERMAN

Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan larangan bepergian ke Lebanon kepada warga negaranya. Pemerintah Jerman juga  meminta warga negaranya yang masih berada Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu sembari menekankan bahwa situasi di perbatasan Israel-Lebanon sangat rawan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper