Bisnis.com, JAKARTA - Kemeriahan HUT RI ke-80 di Istana Merdeka, Jakarta dihiasi dengan berbagai penampilan khas daerah Indonesia, salah satunya adalah Tarian Sajo Moane Posa'asa yang berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Tarian Sajo Moane Posa'asa dibawakan oleh lebih dari 100 penari jelang upacara penurunan bendera merah putih. Penari laki-laki mengenakan pakaian berwarna hitam, kuning, dan merah dengan memegang senjata khas Sulawesi Tenggara. Sedangkan pakaian wanita berwarna kuning dan merah serta memegang penutup kepala seperti caping.
Sajo Moane Posa'asa merupakan tarian sakral karena memiliki makna filosofis yang mendalam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin, La Janu, dan Abdul Jalil dalam KABANTI: Jurnal Sosial dan Budaya, tarian sajomoane merupakan tarian perang dan penyambutan serta persembahan untuk tamu-tamu kerajaan.
Dari makna gerakan memiliki gambaran keadaan dan kesiapan pasukan untuk mengintai musuh, di mana penari memasuki area atau lapangan dengan berlari lari serta mengacungkan parang ke atas.
Para penari membentuk formasi barisan empat banjar yang diiringi oleh pukulan gong yang bermakna para pasukan telah mengintai dan melaporkan hasil pengintaian kepada komandan perang.
Hasil penelitian juga dijelaskan bahwa dalam tarian ini mengandung unsur nilai estetika, budaya, dan pendidikan.
Warna pakaian yang didominasi hitam bermakna keberanian, warna kuning keceriaan, bahagia, optimis, dan semangat para penari. Sehingga dimaknai bahwa para penari memiliki keberanian dan semangat jangan yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas.