Bisnis.com, JAKARTA — Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang ditetapkan pada 27 November 2024 lalu tidak berlangsung lama, kembali terjadi serangan oleh kedua pihak.
Mengutip Reuters pada Selasa (3/12/2024), serangan teranyar Israel pada dua kota di Lebanon selatan, Talousa dan Haris, menegaskan setidaknya sembilan orang dan melukai tiga orang. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang puluhan target Hizbullah di seluruh Lebanon.
Pada Senin (2/12/2024) kemarin, otoritas Lebanon melaporkan dua kematian tambahan dalam serangan Israel di wilayah lain di Lebanon selatan, termasuk seorang anggota keamanan negara yang tewas saat bertugas, sehingga jumlah korban tewas hari itu menjadi 11 orang.
Serangan terbaru Israel terjadi tidak lama setelah Hizbullah menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan menembakkan rudal ke posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan dalam apa yang disebut kelompok yang didukung Iran sebagai "serangan peringatan defensif."
Warga di Beirut juga mengatakan bahwa mereka mendengar pesawat nirawak terbang di atas kepala pada ketinggian rendah di malam hari.
Baku tembak tersebut menempatkan gencatan senjata yang ditengahi AS antara keduanya dalam posisi yang semakin rapuh kurang dari seminggu setelah diberlakukan.
Baca Juga
Gencatan senjata tersebut melarang Israel melakukan operasi militer ofensif di Lebanon, sementara Lebanon diharuskan mencegah kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah, melancarkan serangan terhadap Israel.
Militer Israel melaporkan tidak ada korban dari dua peluncuran rudal Hizbullah, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan tanggapan yang "keras".
Hizbullah mengatakan serangan roketnya, operasi pertama yang diumumkan kelompok tersebut sejak gencatan senjata mulai berlaku pada hari Rabu, merupakan balasan atas pelanggaran berulang Israel terhadap gencatan senjata.
Juru bicara parlemen Lebanon, Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang merundingkan gencatan senjata atas nama Lebanon, mengatakan Beirut telah mencatat sedikitnya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak Rabu.
Kantor berita resmi Lebanon NNA mengatakan pasukan Israel menembakkan dua peluru artileri ke arah kota Beit Lif di distrik Bint Jbeil di Lebanon selatan, sementara tembakan senapan mesin berat menargetkan Yaroun. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kedua insiden tersebut, kata NNA.
Berri mendesak komite yang bertugas memantau gencatan senjata untuk "segera" memastikan Israel menghentikan pelanggarannya.
"Kami terlibat melalui mekanisme dengan Prancis, Israel, dan Lebanon untuk menyelidiki dan menangani laporan pelanggaran," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, seraya menambahkan bahwa periode gencatan senjata awal sering kali rapuh tetapi secara umum berhasil mengurangi kekerasan.
Serangan Mematikan
Lebanon dan Israel telah saling tuduh melakukan pelanggaran, dan pada Senin Lebanon mengatakan pelanggaran tersebut telah berujung pada kematian.
Satu orang tewas dalam serangan udara Israel di Marjayoun, sekitar 10 km (6 mil) dari perbatasan utara Israel, kata kementerian kesehatan Lebanon. Badan keamanan negara Lebanon mengatakan serangan pesawat nirawak Israel di Nabatieh menewaskan seorang anggota pasukannya, menyebut insiden itu sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap gencatan senjata.
Tentara Lebanon mengatakan pesawat nirawak Israel menyerang buldoser tentara di dekat perbatasan Suriah, melukai seorang tentara.
Militer Israel tidak segera menanggapi pertanyaan tentang insiden di Marjayoun dan Nabatieh tetapi mengatakan telah menargetkan kendaraan militer di dekat infrastruktur Hizbullah di Lembah Bekaa Lebanon dan dekat perbatasan Suriah.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar membantah melakukan kesalahan. Dia menuduh Hizbullah memindahkan senjata ke selatan Sungai Litani yang bertentangan dengan perjanjian.
"Israel berkomitmen untuk keberhasilan pelaksanaan gencatan senjata, tetapi kami tidak akan menerima kembalinya situasi seperti pada 6 Oktober 2023," kata Saar dalam sebuah pernyataan.
Siaran publik Kan melaporkan bahwa utusan AS Amos Hochstein, yang menjadi perantara gencatan senjata, memperingatkan Israel atas dugaan pelanggaran.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan "pukulan keras" terhadap Hizbullah, dengan mengatakan kelompok itu telah membuat "kesalahan besar" dengan menargetkan wilayah Israel.