Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim angkat bicara terkait upayanya sebagai mediator perundingan antara Kamboja dan Thailand yang menghasilkan keputusan gencatan senjata.
Anwar memaparkan bahwa dalam kapasitasnya sebagai Ketua Asean periode 2025, Malaysia diberi kepercayaan sebagai tuan rumah untuk perundingan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand. Dia menilai, membawa Kamboja dan Thailand ke meja perundingan sangat penting meski hubungan antara kedua negara terus memanas
Menjelang perundingan, Anwar menyebut dirinya berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet dan Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai untuk mendengarkan pandangan masing-masing negara dan mendorong kedua pihak untuk menemukan titik temu demi mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.
Dia juga menyinggung keterlibatan Amerika Serikat dan China yang turut terlibat dan berhasil membawa Kamboja dan Thailand untuk melakukan gencatan senjata secara langsung dan tanpa syarat.
"Hal ini mencerminkan tidak hanya kekuatan Asean dalam mempertemukan pihak-pihak terkait, tetapi juga keterlibatan konstruktif mitra-mitra kami dalam menjaga stabilitas kawasan," jelas Anwar dalam pidatonya di Sekretariat Asean, Jakarta pada Selasa (29/7/2025).
Anwar pun mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam perundingan tersebut. Menurutnya, kehadiran dan kerja sama semua pihak menegaskan kembali bahwa perdamaian paling efektif dicapai melalui dialog, sikap saling menghormati, dan komitmen bersama terhadap stabilitas.
Baca Juga
Lebih lanjut, Anwar menyebut peristiwa ini menjadi penegasan penting atas nilai-nilai yang selama ini menopang kawasan Asia Tenggara.
Anwar menjelaskan, dengan menjunjung tinggi Piagam Asean dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC), Asean dapat memperkuat perdamaian dan memastikan kawasannya tetap menjadi komunitas yang dibangun atas dasar kepercayaan, kerja sama, dan kemakmuran bersama bagi generasi mendatang.
Dia menuturkan, hal ini juga menjadi pengingat bahwa nilai-nilai yang menjaga perdamaian kawasan, seperti kesabaran, kepercayaan, dan diplomasi yang konsisten, merupakan fondasi yang memberi makna pada sentralitas dan persatuan Asean saat ini.
"Saya secara konsisten menekankan bahwa sentralitas, persatuan, dan otonomi Asean harus tetap menjadi kompas dalam perjalanan kolektif kita ke depan," jelas Anwar.