Bisnis.com, JAKARTA — Bobby Nasution dinilai memiliki modal andal untuk masuk dalam bursa calon gubernur Sumatra Utara (Sumut) pada Pilkada 2024.
Namun di sisi lain, pertarungan untuk mendapatkan rekomendasi partai dan memenangkan Pilgub Sumut 2024 dinilai tidak mudah bagi menantu Presiden Joko Widodo itu.
Peneliti Pusat Riset Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo mengakui bahwa posisi Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir merupakan keistimewaan.
Pasalnya, jabatan publik di daerah tingkat dua tersebut membuka jalan bagi Bobby untuk melangkah lebih jauh menuju tataran provinsi.
“Menjabat Wali Kota Medan itu merupakan satu langkah ke depan untuk maju ke kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatra Utara,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (13/5/2024).
Wasisto memerinci, Kota Medan menjadi area penting dalam ajang pemilihan gubernur lantaran memiliki jumlah daftar pemilih tetap atau DPT yang signifikan. Menurutnya, Kota Medan memiliki DPT paling besar pada 2024 yakni 1,61 juta orang, kemudian disusul daerah penyangganya yakni Deli Serdang dengan 1,35 juta pemilih.
Baca Juga
“Tentu hal itu menciptakan asumsi bahwa memenangkan Medan dengan menjadi Wali Kota tentu menjadi pijakan untuk bisa memperebutkan kursi Gubernur Sumatra Utara,” jelasnya.
Kendati memiliki keistimewaan, Wasisto juga mengakui Bobby dihadapkan pada tantangan untuk maju dalam Pilgub Sumut 2024. Dia menilai dalam beberapa tahun terakhir, peluang wakil gubernur untuk ‘naik kelas’ menjadi gubernur semakin besar.
Apalagi, Musa Rajekshah yang merupakan wakil gubernur petahana masuk dalam bursa cagub Sumut di Partai Golkar. Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara itu masuk daftar cagub bersama Bobby Nasution.
Sementara itu, calon gubernur petahana yakni Edy Rahmayadi yang sebelumnya diusung Partai Gerindra telah mengajukan diri ke PDI Perjuangan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, di Sumatra Utara, ada kecenderungan wakil gubernur naik menjadi gubernur. Tentu hal ini juga penting untuk dicermati,” jelasnya.