Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memeriksa pembuatan Sarmat, sistem rudal nuklir balistik antarbenua berbasis silo baru Rusia, yang akan segera mulai beroperasi.
Melansir Reuters, Sabtu (7/10/2023), Shoigu pada dasarnya mengulangi komentar Presiden Vladimir Putin bahwa rudal-rudal tersebut dibuat siap tempur, namun pemilihan waktu pernyataan tersebut menambah intensifikasi retorika nuklir Rusia dalam perselisihannya dengan Barat mengenai perang di Ukraina.
“Memperlengkapi kembali Pasukan Rudal Strategis dengan sistem ini, yang akan menjadi basis kekuatan nuklir strategis berbasis darat Rusia, prioritas memastikan kemampuan pertahanan negara,” kata Shoigu.
Pada hari Kamis (5/10/2023), Putin mengatakan Rusia telah berhasil menguji Burevestnik, sebuah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir dengan potensi jangkauan ribuan mil.
Setelah Putin menolak mengenyampingkan kemungkinan bahwa Rusia dapat melakukan uji coba senjata nuklir eksplosif untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade, para pejabat pada hari Jumat (6/10/2023), segera mengatakan bahwa Moskow akan mengambil langkah-langkah untuk mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif global.
Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, yang disebut sebagai “operasi militer khusus”, mendorong negara-negara Barat mengirimkan senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina, dan Finlandia serta Swedia berupaya bergabung dengan aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Sebagai tanggapan, Moskow telah menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian New START, perjanjian terakhir yang membatasi jumlah persenjataan nuklir Rusia dan AS, dan mengisyaratkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir jika merasa cukup terancam