Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Eropa mendesak Israel untuk membatalkan rencana pengambilalihan Gaza.
Desakan tersebut disampaikan oleh Inggris, Denmark, Prancis, Yunani, dan Slovenia yang menginisiasi pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza pada Minggu (10/8/2025).
Dalam pernyataan bersama, kelima negara tersebut mengecam rencana Israel untuk merebut Kota Gaza seraya menyatakan bahwa hal itu berisiko melanggar hukum humaniter internasional dan hanya akan membahayakan nyawa semua warga sipil di Gaza.
“Kami mendesak Israel untuk segera membatalkan keputusan ini dan tidak melaksanakan rencana tersebut," demikian bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan tersebut juga menyebut bahwa keputusan Israel tidak akan membantu memulangkan para sandera yang masih ditahan di Gaza, bahkan justru akan membahayakan nyawa mereka.
Negara-negara tersebut juga menyebut kelaparan yang terjadi di Gaza saat ini sebagai 'krisis buatan manusia' dan menegaskan bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk menghentikan kelaparan dan mempercepat masuknya bantuan ke Gaza.
Baca Juga
“Kami memiliki pesan yang jelas untuk Israel: cabut pembatasan penyaluran bantuan agar PBB dan mitra kemanusiaan yang sudah ada dapat beroperasi dengan aman dan dalam skala besar, sesuai dengan prinsip kemanusiaan, ketidakberpihakan, netralitas, dan independensi,” demikian pernyataan tersebut.
Meski mendapat kritik dari negara-negara Eropa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi dan menolak kritik terhadap rencananya memperluas perang.
“Ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang — dan cara terbaik untuk mengakhirinya dengan cepat,” katanya, dikutip dari BBC.
Ia tidak memberikan perkiraan waktu kapan operasi untuk merebut Kota Gaza akan dimulai. Ia kembali menolak mentah-mentah gagasan untuk menerima Negara Palestina, dan menuduh negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis tunduk pada tekanan publik untuk mengakui negara tersebut.