Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah China untuk membangun mega-embassy atau kedutaan besar skala besar di London memunculkan kekhawatiran bagi pemerintah Inggris.
Melansir BBC, Minggu (10/8/2025), pembangunan kedutaan besar (kedubes) yang berlokasi dekat dengan kawasan pusat keuangan London tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko spionase.
China membeli lahan yang diusulkan untuk pembangunan kedutaan besar baru di Royal Mint Court, dekat Tower of London, seharga £255 juta pada 2018. Dengan luas 20.000 meter persegi, kompleks tersebut akan menjadi kedutaan terbesar di Eropa jika proyek ini terealisasi.
Namun, rencana ini menuai kekhawatiran sejumlah pihak. Mereka menilai lokasi Royal Mint Court berpotensi dimanfaatkan China untuk menyusup ke sistem keuangan Inggris, dengan memanfaatkan kabel serat optik di sekitar kawasan yang membawa data sensitif perusahaan-perusahaan di City of London, kawasan pusat keuangan London.
Aktivis pro-demokrasi dari Hong Kong juga khawatir Beijing dapat menggunakan kompleks kedubes yang besar itu untuk mengintimidasi lawan politik, bahkan menahan mereka.
Warga sekitar pun juga khawatir keberadaan kedubes raksasa China akan menimbulkan risiko keamanan bagi mereka dan memicu aksi protes besar-besaran.
Baca Juga
Permohonan China untuk membangun kedutaan baru di lokasi tersebut sebelumnya ditolak oleh Tower Hamlets, dewan lokal setempat. Namun, Wakil Perdana Menteri Inggris Angela Rayner mengambil alih proses persetujuan tersebut dan akan mengambil keputusan akhir pada 9 September.
Kompleks kedubes yang diusulkan akan mencakup kantor, area basement yang luas, hunian untuk 200 staf, dan terowongan baru untuk menghubungkan gedung kedutaan dengan bangunan terpisah di kompleks kedutaan.
Baru-baru ini, Rayner meminta penjelasan kepada pemerintah China mengenai alasan sebagian rencana pembangunan kedubes raksasa tersebut disamarkan atau dihapus dari dokumen. Rayner memberikan tenggat 2 pekan kepada China.
Beberapa ruangan dalam dokumen perencanaan pembangunan kedubes yang diajukan ke Dewan Kota Tower Hamlets, termasuk area basement, telah ditandai 'dihapus karena alasan keamanan'.
Rayner, yang dijadwalkan memutuskan nasib proyek tersebut pada awal bulan depan, meminta Beijing memberikan tanggapan paling lambat pada 20 Agustus.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar China di Inggris mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan sepenuhnya kebijakan dan pedoman perencanaan Inggris, serta pandangan semua pihak terkait saat mengajukan permohonan tersebut.
“Kedutaan Besar China di Inggris berkomitmen untuk mempromosikan saling pengertian dan persahabatan antara kedua bangsa, serta mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara,” kata juru bicara Kedubes China kepada BBC.
“Membangun kedutaan baru akan membantu kami menjalankan tanggung jawab tersebut dengan lebih baik," imbuhnya.
Mengutip CNN, para pengunjuk rasa dan kelompok pegiat hak asasi manusia khawatir gedung kedutaan baru China itu dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi kegiatan spionase dan penegakan hukum “berjarak jauh” oleh Beijing, yang berpotensi membahayakan para penentang pemerintah China di Inggris.
Seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kedutaan besar mengatakan kepada CNN bahwa rencana tersebut seharusnya tidak diizinkan untuk dilanjutkan.
“Terlalu dekat dengan Tower Bridge,” kata pria tersebut, yang enggan menyebutkan namanya. Dia juga mengemukakan kekhawatirannya terkait kasus-kasus hilangnya orang di Hong Kong.
China sebelumnya pernah dituduh memanfaatkan kantor perwakilannya sebagai pos polisi di luar negeri untuk memantau warga China di luar negeri dan memaksa mereka kembali ke tanah air.
Salah satu insiden tersebut terjadi di Inggris pada Oktober 2022, ketika seorang demonstran pro-demokrasi Hong Kong diseret ke dalam kompleks konsulat China di Manchester dan dipukuli, dalam peristiwa yang terekam kamera.