Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan sekitar 50 unit jet tempur F-15, kendaraan dan amunisi ke Israel dalam kesepakatan senilai lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp320 triliun (asumsi kurs US$1=Rp16.000).
Mengutip Bloomberg pada Rabu (14/8/2024), berdasarkan ketentuan kesepakatan, AS akan mengirim hingga 50 jet F-15IA buatan Boeing bersama dengan perangkat upgrade untuk 25 unit jet jenis F-15 lainnya dengan radar dan perlengkapan lainnya.
Selain itu, AS juga akan mengirimkan rudal udara, amunisi tank dan mortir, serta kendaraan taktis menengah (medium tactical vehicle). Total kesepakatan akan bernilai hingga US$20,3 miliar. Adapun, Israel tidak akan mendapatkan pesawat jet baru setidaknya hingga 2029 mendatang.
Meski Kongres AS masih dapat memblokir kesepakatan tersebut, pengumuman pada Selasa waktu AS tersebut menggarisbawahi tekad Presiden Joe Biden untuk terus memasok senjata yang diinginkan Israel bahkan ketika kritik meningkat mengenai kematian warga sipil di Jalur Gaza.
Dalam beberapa bulan sejak pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.200 orang, pasukan Israel telah melancarkan kampanye yang menyebabkan hampir 40.000 orang tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataannya menyebut, pihaknya berkomitmen terhadap keamanan Israel. Menurutnya, sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai.
Baca Juga
“Memasukkan F-15IA ke dalam armada pesawat tempur Angkatan Udara Israel akan meningkatkan interoperabilitas Israel dengan sistem A.S. dan meningkatkan kemampuan udara Israel untuk menghadapi ancaman musuh saat ini dan di masa depan,” kata Kementerian Luar Negeri AS.
Pada Juni lalu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh AS menahan senjata untuk Israel ketika negaranya berjuang untuk kelangsungan hidup mereka. Tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Gedung Putih.
Pertengkaran tersebut – yang kemudian dikatakan oleh kedua belah pihak telah diselesaikan – menyoroti meningkatnya perselisihan antara AS dan Israel mengenai kampanye melawan Hamas, yang dicap sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Adapun, penjualan senjata ke Israel tersebut dilakukan setelah dua anggota Partai Demokrat, Senator Ben Cardin dari Maryland dan Perwakilan Gregory Meeks dari New York, membatalkan penolakan mereka pada bulan Juni.
Dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post, juru bicara Cardin, Eric Harris, mengatakan segala kekhawatiran telah diselesaikan melalui konsultasi berkelanjutan dengan pemerintah.
Pemerintahan Biden telah menghentikan pengiriman beberapa bom besar ke Israel pada bulan Mei karena kekhawatiran mengenai perlindungan warga sipil di kota Rafah di Jalur Gaza.