Bisnis.com, JAKARTA — Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi direspons berbeda oleh sejumlah pihak di Israel. Kabar duka itu justru diklaim sebagai 'kabar baik' bagi rakyat Israel.
Pemimpin terkemuka Yeshiva Zionis agama di Bat Yam, Israel, Rabi David Chai Hacohen mengatakan kepada murid-muridnya untuk menghilangkan doa Tachanun, pada Senin (20/5/2024).
Tachanun adalah doa khusyuk yang dibacakan oleh orang-orang Yahudi yang taat pada hari kerja tetapi dilewati pada hari-hari bahagia dan hari raya Yahudi.
“Presiden [Iran] adalah orang yang sangat membenci Israel dan [kita] paling membenci orang-orang Iran,” katanya, dilansir Times of Israel, Selasa (21/5/2024).
Dilansir situs Israel National News, dia menyebut bahwa kematian Presiden Iran sebagai kabar baik bagi rakyat Israel.
Menurut laporan tersebut, Yeshiva-nya mengadakan doa perayaan dan tarian di hari kematian Presiden Iran, pada Senin (20/5/2024).
Baca Juga
Sementara itu, anggota parlemen Avigdor Liberman, Ketua Partai Oposisi Yisrael Beytenu, mengatakan Israel tidak mengharapkan kematian Raisi untuk membuat perbedaan terhadap kebijakan Iran.
“Bagi kami, itu tidak masalah, itu tidak akan mempengaruhi sikap Israel [terhadap Iran]," ujarnya.
Menurutnya, kebijakan Iran akan ditentukan oleh pemimpin tertingginya, yakni Ayatollah Ali Khamenei.
"Namun, tidak ada keraguan bahwa presiden adalah orang yang brutal. Kami tidak akan meneteskan air mata,” tambahnya.
Adapun sebelumnya, helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengalami kecelakaan dan jatuh.
Kantor berita negara IRNA mengatakan Presiden Raisi terbang dengan helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS).
Televisi pemerintah Iran mengatakan tidak ada tanda-tanda kehidupan di antara penumpang helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan pejabat lainnya.
“Setelah helikopter ditemukan, belum ada tanda-tanda penumpang helikopter tersebut masih hidup,” lapor TV pemerintah Iran.