Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerindra Sebut Prabowo Mau Sederhanakan Pemilu Sebab Melelahkan dan Mahal

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra mengakui presiden terpilih Prabowo Subianto ingin menyederhanakan penyelenggaraan pemilu agar warga tidak selalu ke TPS.
Siluet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pengarahan kepada para kader saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Siluet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pengarahan kepada para kader saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui presiden terpilih Prabowo Subianto ingin menyederhanakan penyelenggaraan pemilu agar warga tidak selalu ke tempat pemungutan suara (TPS).

Muzani mengakui, Prabowo pernah menyatakan pemilu melelahkan karena begitu banyak yang harus dipilih masyarakat. Dia mencontoh Indonesia baru menyelesaikan pemilihan presiden dan legislatif, tetapi kini langsung dihadapkan dengan pemilihan kepala daerah.

"Kita cari solusinya bagaimana demokrasi itu bisa lebih sederhana sehingga rakyat tidak terus berhadapan dengan TPS," ujar Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (12/5/2024).

Wakil ketua MPR menjelaskan, kini partai politik sudah sibuk menjaring calon-calon bupati/wali kota dan gubernur yang jumlahnya tak kurang dari 550 orang untuk diusung dalam ajang Pilkada 2024.

"Tentu harus kita sempurnakan, supaya bisa tidak sih disederhanakan? Kan kira-kira seperti itu, agar tidak melelahkan dan tidak berbiaya mahal," jelasnya.

Meski demikian, Muzani menyatakan belum ada wacana merevisi undang-undang ihwal kepemiluan. Penyempurnaan kepemiluan Indonesia agar lebih sederhana baru sekadar ide yang dilontarkan untuk jadi pembahasan bersama.

Sebelumnya, di hadapan investor yang hadir di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 pada Selasa (5/3/2024), Prabowo menyatakan sistem demokrasi di Indonesia sangat melelahkan dan memakan banyak biaya. 

"Izinkan saya untuk mengungkapkan bahwa demokrasi itu benar-benar, sangat-sangat melelahkan. Demokrasi itu sangat berantakan. Demokrasi sangat mahal dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita. Ada banyak ruang untuk perbaikan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper