Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Sebut Status Kenegaraan Ukraina Kian Terancam, Ini Alasannya

Presiden Rusia, Putin menyebut status kenegaraan Ukraina bisa hancur jika pola perang yang saat terjadi terus berlanjut
Putin Sebut Status Kenegaraan Ukraina Kian Terancam, Ini Alasannya. Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS
Putin Sebut Status Kenegaraan Ukraina Kian Terancam, Ini Alasannya. Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa status kenegaraan Ukraina bisa hancur jika pola perang yang saat terjadi terus berlanjut. Di sisi lain, dia juga enggan menarik pasukannya untuk menurunkan tensi konflik.

Putin melontarkan komentarnya di televisi sehari setelah Swiss setuju menjadi tuan rumah pertemuan puncak global atas permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Dia menolak apa yang disebut sebagai formula perdamaian yang dibicarakan di negara-negara Barat dan Ukraina serta apa yang disebut sebagai 'tuntutan terlarang' yang di dalamnya.

"Yah, kalau mereka tidak mau [bernegosiasi], ya jangan. Sekarang cukup jelas, tidak hanya serangan balasan [Ukraina] yang gagal, namun inisiatif tersebut sepenuhnya berada di tangan angkatan bersenjata Rusia. Jika ini terus berlanjut, kenegaraan Ukraina mungkin akan mengalami pukulan yang sangat serius dan tidak dapat diperbaiki," kata Putin dilansir dari Reuters, Rabu (17/1/2024).

Putin menilai wacana negosiasi menjadi upaya untuk melemahkan posisi Rusia dan kemajuan yang telah dicapai selama 1,5 tahun terakhir menjadi sia-sia.

Formula perdamaian yang dikemukakan Zelenskiy antara lain menyerukan pemulihan integritas wilayah Ukraina, penghentian permusuhan dan penarikan pasukan Rusia. Di sisi lain, Rusia mengatakan setiap negosiasi harus mempertimbangkan realitas baru yang diciptakan oleh pasukannya di lapangan.

Pernyataan-pernyataan Putin mengenai jalannya perang menjadi semakin percaya diri dan agresif dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan kegagalan serangan balasan Ukraina. Rusia pun mengklaim bahwa saat ini menguasai 17,5% wilayah Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper