Bisnis.com, JAKARTA - Setelah debat ketiga, survery JRC terbaru mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50,3% .
Melejitnya elektabilitas Prabowo-Gibran di awal tahun 2024 ini disebabkan adanya pergeseran pemilih dari kalangan nasionalis.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Komunikasi Jakarta Research Center (JRC) Alfian P melalui keterangan tertulis.
Menurutnya, calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuiming Raka naik hingga menembus 50,3 persen berkat pergeseran pemilih dari kalangan nasionalis.
"Sebagian besar pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, terbukti dari tingginya elektabilitas yang mencapai 50,3 persen, jauh di atas Ganjar-Mahfud," kata Alfian seperti dilansir dari Antara.
Alfian mengatakan bahwa nasionalis moderat lebih banyak yang memiluh Prabowo-Gibran. Melejitnya elektabilitas Prabowo-Gibran setelah debat berbanding terbalik dengan elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Baca Juga
Menurut Alfuan, pasangan Ganjar-Mahfud hanya bisa mendapatkan ceruk pemilih dari partai pengusungnya, yakni PDI Perjuangan, yang notabene merupakan partai nasionalis utama.
Sebagai informasi, elektabilitas Ganjat-Mahfud hanya mendapat 18,4 persen responden dalam survery ini.
Sementara itu, Islam modernis yang didukung kalangan tradisional dan nasionalis lainnya mengarahkan dukungan kepada pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Alfian mengatakan para pemilih nasionalis moderat tersebut melihat potensi kemenangan Prabowo-Gibran untuk mencegah terjadinya polarisasi, seperti yang pernah terjadi dalam beberapa kali pemilu sebelumnya.
"Trauma yang cukup mendalam terhadap politik identitas, terutama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, membuat segmen pemilih nasionalis berbondong-bondong mendukung Prabowo-Gibran yang peluangnya lebih besar untuk menang pada Pilpres 2024," katanya.
Dukungan yang diberikan Presiden Jokowi, dengan majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo, mampu meyakinkan mereka soal pilihan tersebut.
Hasilnya, dukungan terhadap Prabowo-Gibran menguat hingga berpeluang kuat memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Selain itu, perpecahan yang terjadi antara Jokowi dan Megawati membuat dukungan terhadap Ganjar-Mahfud melemah.