Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyayangkan sikap calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan yang dinilai kurang cakap dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1) malam.
Bahlil menyebut bahwa sebagai junior dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dirinya cukup mengenal sosok Anies. Oleh karena itu, dia menyayangkan sejumlah pernyataan yang dinilai lebih menyerang personal dari salah satu kandidat yang ada.
“Ya, Anies kan memang begitu modelnya, Pak Anies itu debat tema lain bicara lain, tetapi sok merasa punya etika tinggi tetapi ternyata yang bersangkutan etikanya tahu sendiri, jadi jangan merasa terlalu pintar juga soal etika. Sedih juga saya sebagai juniornya dia, mas Anies itu kan senior saya tetapi melihat standar etikanya seperti itu,” tuturnya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (9/1/2024).
Dia menyoroti pernyataan Anies terkait dengan serangan siber terhadap Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan mengaitkannya kepada kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto selama 4 tahun ke belakang yang dinilai minim aksi. Anies pun memberikan nilai secara 11 dari 100 atas kinerja Prabowo sebagai Menhan.
Padahal, kata Bahlil, selama ini hampir semua negara lain juga bisa mengalami serangan siber. Tak hanya lingkup pemerintah, jelasnya, serangan siber bisa menyasar berbagai sektor kehidupan, termasuk perbankan.
Dengan begitu, Bahlil menegaskan bahwa upaya untuk menangkal ancaman dunia maya itu terus diupayakan pemerintah.
Baca Juga
Kemudian, dia menyinggung beberapa pertanyaan yang dinilai masuk ke zona abu-abu lantaran bisa menyingkap beberapa rahasia negara di bidang pertahanan. Untuk itu, Bahlil menilai jika Prabowo sering kali enggan menjawab.
“Salah satu kunci menjaga marwah negara itu bagian dari yang tidak dipublikasikan ada urusan dengan rahasia negara termasuk pertahanan. Jadi, dalam pandangan saya kalau ada calon pemimpin yang ingin buka rahasia negara apa kita mau jual negara? atau ada titipan asing?,” ujarnya.
Bahlil pun menilai bahwa sikap Prabowo yang enggan menjawab justru menunjukkan sosok capres yang nasionalis dan tak mudah untuk mengumbar semua rahasia negara.
“Pertahanan negara itu ada yang bisa dibuka tetapi ada yang tidak itu berbahaya loh. Dan saya di situ melihat pengetahuan terhadap negara, calon yang menyerang itu dangkallah,” pungkas Bahlil.