Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Intimidasi Atribut Kampanye, Megawati Singgung Soal Rezim Orde Baru

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri buka suara terkait sejumlah intimidasi pada atribut kampanye yang belakangan dialami.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pendamping Ganjar Pranowo pada Rabu (18/10/2023). Youtube PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pendamping Ganjar Pranowo pada Rabu (18/10/2023). Youtube PDIP

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri buka suara terkait sejumlah intimidasi atribut kampanye yang belakangan dialami. Megawati mengungkit kenangannya ketika melawan rezim Orde Baru (Orba).

Dia mengaku sudah menerima laporan terkait dengan tindakan yang ditujukan untuk melemahkan semangat kader PDIP. Megawati pun mengambil kasus pencopotan baliho pasangan Ganjar-Mahfud di Bali beberapa waktu lalu sebagai contoh.

“Enggak usah keder, enggak usah takut kalau digituin. Ini bukan jaman Orba dulu. Ini Orde Reformasi. Tapi kita respons baik-baik caranya, dengan santun dan taat pada hukum," ujar Megawati dalam Rapat Koordinasi PDIP di Denpasar, Bali, Rabu (22/11/2023), dikutip rilis media PDIP.

Presiden RI ke-5 ini mengenang pada zaman Orba pernah dipanggil polisi tiga kali dan juga dipanggil jaksa. Megawati menyatakan tak takut penuhi setiap panggilan itu.

Megawati pun meminta agar setiap kader PDIP tidak takut hanya karena upaya intimidasi dari pihak tertentu. Dia ingin kader solid dan disiplin melaksanakan instruksi partai untuk mencapai tujuan bersama.

"Sebab berdiri pada kebenaran dan rakyat Indonesia lah yang berkuasa penuh dengan Republik. Sebagai orang Bali, Anda tahu karmapala kan, jadi tenang saja, ada satyam eva jayate, [hanya Kebenaran yang berjaya], " katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya membahas kerja-kerja pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud dalam Rapat Koordinasi PDIP itu. Menurutnya, cara pemenangan Ganjar-Mahfud akan berbeda dengan pasangan capres-cawapres lain.

"Ketika yang lain menggunakan mobilisasi kepala desa, maka Pak Ganjar tidur di rumah rakyat. Jadi cirinya gerakan. Sementara Pak Prabowo-Gibran cirinya mobilisasi, manipulasi hukum di MK, mobilisasi kepala desa yang seharusnya netral dan menampilkan gimik politik," kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper