Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyetujui gencatan senjata apapun di Jalur Gaza kecuali Hamas membebaskan sandera Israel yang ditahan.
Netanyahu mengatakan dalam pidatonya bahwa Israel telah memberi tahu musuh dan sekutunya tentang sikapnya tersebut.
“Saya ingin mengecam semua rumor palsu yang datang dari berbagai sumber dan mengklarifikasinya sekali lagi, tidak akan ada gencatan senjata sampai sandera kami dibebaskan. Yang lainnya adalah kebohongan,” katanya, dilansir TASS, Kamis (9/11/2023).
NBC News melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS), Qatar dan Israel sedang mendiskusikan proposal untuk mengumumkan jeda kemanusiaan selama 3 hari untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan kemungkinan pembebasan beberapa sandera.
Menurut laporan tersebut, Qatar bertindak sebagai perantara dan telah mengadakan pembicaraan dengan Hamas mengenai penghentian pertempuran karena alasan kemanusiaan, selama beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya mengatakan kepada Netanyahu bahwa jeda kemanusiaan akan memberi Israel lebih banyak waktu untuk operasi darat di Jalur Gaza dan akan mengurangi tekanan pada pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga
Seperti diketahui, situasi di Timur Tengah kembali berkobar menyusul adanya serbuan serangan militan Hamas dari Jalur Gaza ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Ketegangan semakin memburuk dengan pembunuhan penduduk pemukiman Israel di dekat perbatasan dan penyanderaan lebih dari 200 orang, termasuk anak-anak, wanita dan orang lanjut usia.
Hamas menganggap serangan itu sebagai respons atas tindakan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Bukit Bait Suci Yerusalem.
Israel membalas dengan melakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan terhadap wilayah tersebut serta sebagian wilayah Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.