Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan pendemo atau pengunjuk rasa mengepung kediaman perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, mendesaknya segera mundur dan segera dipenjara.
Demi tersebut berkaitan dengan perang atau konflik berkepanjangan dengan Palestina saat ini.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera biru dan putih Israel dan mengibarkan slogan, "Penjara sekarang!", Ratusan massa menerobos penghalang polisi ketika polisi berusaha menahan mereka di kediaman Netanyahu di Yerusalem.
Banyak keluarga para sandera yang ditahan di Gaza mengkritik tanggapan pemerintah terhadap situasi tersebut. Kemarahan publik semakin meningkat di kalangan warga dan menyerukan agar kerabat mereka yang ditawan oleh kelompok Hamas dibawa pulang.
Protes ini bertepatan dengan jajak pendapat yang menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri. Situasi ini menggambarkan meningkatnya kemarahan publik di Israel terhadap para pemimpin politik dan keamanan.
Sekitar 76% warga Israel percaya bahwa PM Netanyahu untuk masa jabatan keenam harus mengundurkan diri, sementara 64% ingin negara itu mengadakan pemilu segera setelah perang, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel.
Baca Juga
Berdasarkan jajak pendapat, sekitar 44% warga Israel menyalahkan Netanyahu atas serangan awal terhadap Hamas, sekitar 33% menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, sementara 5% menyalahkan Menteri Pertahanan.
Ribuan pengunjuk rasa juga berdemonstrasi di Tel Aviv, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza. Mereka juga mengangkat slogan-slogan seperti "Bebaskan para sandera sekarang dengan segala cara" dan membawa serta poster-poster yang menyampaikan pesan yang sama sementara massa meneriakkan, "bawa mereka pulang sekarang."
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat yang intens di Gaza sejak serangan awal Hamas, menewaskan lebih dari 9.000 orang menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas. Sebagian besar wilayah kantong Gaza telah berubah menjadi puing-puing.