Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel menolak gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza dan akan terus melanjutkan serangan hingga kelompok tersebut musnah.
Melansir Reuters, Selasa (31/10/2023), Netanyahu mengatakan bahwa semua perang pasti menimbulkan korban sipil yang tidak disengaja dan serangan Israel ke Gaza, yang dikuasai Hamas, merupakan pertempuran antara "peradaban dan kebiadaban.”
Ia juga menyerukan menyerukan kepada para sekutu untuk mendukung Israel.
”Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan bagi Israel untuk menyerah kepada Hamas," ungkap Netanyahu seperti dikutip Bloomberg.
Pada sebuah konferensi pers di Tel Aviv, Menteri Pertahanan Netanyahu, Yoav Gallant, dan Menteri Urusan Strategisnya, Ron Dermer, juga berbicara kepada para wartawan.
Dermer mengatakan bahwa koordinasi Israel dengan Amerika Serikat dalam perang melawan Hamas belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Ia juga mengatakan hubungan dengan Rusia kini sangat rumit.
Baca Juga
Gallant mengatakan bahwa di Tepi Barat yang diduduki, hanya tentara dan polisi Israel yang memiliki wewenang untuk menggunakan kekerasan.
Sementara itu, kekhawatiran terus meningkat atas krisis kemanusiaan di Gaza saat truk-truk yang membawa bantuan mulai berdatangan. Seorang pejabat tinggi Israel mengatakan bahwa aliran bantuan ke Gaza akan meningkat dan AS ingin membantu dengan cara-cara yang dapat mencegah bantuan tersebut jatuh ke tangan Hamas.
Pihak berwenang di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa jumlah korban tewas sejak perang meletus telah melampaui 8.300 orang. Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 1,4 juta orang mengungsi.
Netanyahu mengatakan ia berencana untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri meskipun banyak desakan agar dirinya mengundurkan diri karena dianggap tidak mampu memimpin Israel yang sedang melancarkan perang.