Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Darat Israel Tak Seagresif di Udara, Ini Alasannya

Israel menahan diri untuk tidak terburu-buru memborbardir Hamas lewat serangan darat dengan pertimbangan pembebasan sandera
Serangan Darat Israel Tak Seagresif di Udara, Ini Alasannya. Sebuah ledakan terlihat di perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dilihat dari pihak Israel, 27 Oktober 2023. REUTERS
Serangan Darat Israel Tak Seagresif di Udara, Ini Alasannya. Sebuah ledakan terlihat di perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dilihat dari pihak Israel, 27 Oktober 2023. REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pakar menilai pasukan Israel bergerak perlahan dalam serangan darat di Gaza untuk tetap membuka kemungkinan militan Hamas memilih perundingan pembebasan lebih dari 200 sandera.

Kehati-hatian yang diambil pasukan Israel dalam mengambil dan mengamankan sebagian wilayah pada hari-hari pertama serangan darat berkelanjutan di Gaza sangat kontras dengan serangan udara yang tak henti-hentinya selama tiga minggu terakhir.

Dengan bergerak perlahan, tentara juga berharap untuk mengamankan sisi pasukan Israel dan memberi umpan kepada pejuang Hamas untuk keluar dari terowongan atau daerah perkotaan yang lebih padat dan melakukan perlawanan di daerah terbuka.

Seorang juru bicara militer Israel menolak mengomentari perincian serangan tersebut, dengan alasan sensitivitas terhadap masalah tersebut.

“Ini dilakukan sedikit demi sedikit, meter demi meter, berusaha menghindari jatuhnya korban dan berusaha membunuh sebanyak mungkin teroris Hamas,” kata Amos Yadlin, mantan kepala intelijen pertahanan Israel, kepada wartawan, dilansir dari Reuters, Selasa (31/10/2023).

Tanggapan keras Israel dipicu setelah pejuang Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, pada hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah negara tersebut.

Israel mengatakan 239 orang disandera di Gaza, tempat mereka diyakini ditahan di jaringan terowongan Hamas yang luas.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, dalam tiga minggu sejak serangan Hamas, serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian besar Gaza, menewaskan lebih dari 8.000 orang termasuk lebih dari 3.000 anak-anak dan memutus pasokan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Para pemimpin Hamas mengatakan bahwa gencatan senjata diperlukan untuk membebaskan sandera sipil, yang menurut Israel termasuk orang-orang dengan paspor dari 25 negara berbeda.

Pada 2011, Hamas merundingkan pembebasan lebih dari 1.000 tahanan Palestina di Israel dengan imbalan satu tentara Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper