Bisnis.com, JAKARTA – Seorang pria di Amerika Serikat (AS) didakwa melakukan pembunuhan dan kejahatan kebencian setelah diduga menikam dua orang dengan pisau, karena mereka beragama Islam.
Pria berusia 71 tahun itu bernama Joseph Czuba, yang dituduh membunuh seorang anak laki-laki berusia enam tahun dan melukai seorang perempuan di Plainfield, Illinois, AS.
Menurut Kantor Sheriff Will County, mereka menjadi sasaran akibat konflik yang tengah terjadi antara Hamas dan Israel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dirinya muak dengan serangan yang menimpa ibu dan putranya tersebut. Diketahui, keduanya merupakan warga AS keturunan Palestina.
“Tindakan kebencian yang mengerikan ini tidak memiliki tempat di Amerika, dan bertentangan dengan nilai-nilai fundamental kita: kebebasan dari rasa takut terhadap cara kita berdoa, apa yang kita yakini, dan siapa diri kita,” kata Biden, dikutip dari BBC pada Senin (16/10/2023).
Dia mengimbau seluruh warga AS agar bersatu dan menolak Islamofobia, serta segala bentuk kefanatikan dan kebencian lainnya.
Baca Juga
Adapun, Czuba didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama, percobaan pembunuhan tingkat pertama, kejahatan rasial, dan penyerangan.
Dalam pernyataan pada Minggu (15/10/2023), waktu setempat, Kantor Sheriff Will County mengatakan pihaknya menerima panggilan darurat pada Sabtu (14/10/2023) pagi dari seorang perempuan yang mengatakan dia diserang oleh pemilik tanahnya di Plainfield, dekat Chicago.
Ketika petugas tiba di tempat kejadian, mereka menemukan perempuan dan anak laki-laki tersebut dalam kondisi "beberapa luka tusukan di dada, badan, dan bagian tubuh atas".
Kedua korban lantas dilarikan ke rumah sakit, tetapi anak laki-laki tersebut kemudian meninggal. Belakangan diketahui, anak tersebut ditusuk sebanyak 26 kali, sementara sang ibu bisa diselamatkan.
“Pisau yang digunakan dalam serangan ini adalah pisau gaya militer bergerigi berukuran 12 inci (31 cm) yang memiliki bilah tujuh inci,” kata kantor Sheriff.
Czuba ditemukan "duduk tegak di luar, di tanah dekat jalan masuk kediamannya," kata pernyataan itu. Dia dibawa ke rumah sakit untuk perawatan sebelum diinterogasi oleh detektif.
“Detektif dapat menentukan bahwa kedua korban dalam serangan brutal ini menjadi sasaran tersangka karena mereka beragama Islam, dan konflik Timur Tengah yang sedang berlangsung yang melibatkan Hamas dan Israel,” kantor Sheriff menambahkan.
Pihaknya belum merilis secara terbuka nama-nama korban. Namun, kantor Dewan Hubungan Amerika-Islam di Chicago (CAIR-Chicago) menyebutkan nama anak laki-laki tersebut sebagai Wadea al-Fayoume dan ibunya sebagai Hanaan Shahin.
Wadea lahir di AS, sedangkan ibunya yang berasal dari Beitunia di Tepi Barat, Palestina datang ke negara itu 12 tahun lalu.
Direktur Eksekutif CAIR-Chicago Ahmed Rehab mengatakan Wadea baru merayakan ulang tahunnya beberapa pekan lalu.
“Dia membayar harga atas suasana kebencian dan dehumanisasi yang kita lihat di sini sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab, pernyataan dan liputan yang tidak seimbang dan sepihak, serta para pejabat terpilih,” katanya.
Dia mengingatkan seluruh pihak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti pasca-peristiwa 9/11, seraya menambahkan bahwa anggota komunitas tertentu yang tidak bersalah telah menjadi korban serangan mematikan di AS pada tahun 2001.
Sementara itu, di Gaza, lebih dari 2.450 orang tewas akibat pemboman Israel, kata pihak berwenang Palestina. Seribu orang lainnya masih dinyatakan hilang di bawah reruntuhan.
Di sisi lain, lebih dari 1.400 orang tewas di Israel pada akhir pekan lalu akibat serangan mendadak yang dilakukan Hamas.