Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait dengan lima saran dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk resolusi mendamaikan konflik Rusia-Ukraina.
Orang nomor satu di Indonesia itu menyampaikan bahwa usul yang disampaikan oleh Ketua Umum Gerindra di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit Singapura pada Jumat (2/6/2023) itu merupakan inisiatif langsung dari Prabowo.
Jokowi menyampaikan hal itu usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, pada Selasa (6/6/2023).
“Itu [inisiatif] dari Pak prabowo sendiri,” katanya kepada wartawan.
Oleh sebab itu, dia mengaku bahwa dalam waktu dekat akan segera mengundang rival politik dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019 tersebut untuk bercengkerama di Istana Negara.
“Namun, saya memang belum betemu dengan Pak Prabowo, mungkin hari ini atau besok akan saya akan undang dan meminta penjelasan mengenai apa [maksud] dari yang Pak Menhan sampaikan,” pungkas Jokowi.
Baca Juga
Sekadar informasi, Prabowo belum lama ini mengusulkan agar Dialog Shangri-La dapat menemukan cara mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian.
Prabowo mengusulkan beberapa garis besar saran resolusi konflik tersebut. Adapun 5 saran tersebut meliputi: Pertama, gencatan senjata. Gencatan senjata dalam hal ini yaitu penghentian permusuhan di tempat pada posisi saat ini dari kedua pihak yang tengah berkonflik.
Kedua, saling mundur masing-masing 15 kilo meter ke baris baru (belakang) dari posisi depan masing-masing negara saat ini.
Ketiga, membentuk pasukan pemantau. Prabowo menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara itu.
Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia.
Kelima, menurutnya PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.
"Setidaknya, mari kita coba ajukan beberapa rekomendasi konkret sehingga pertemuan seperti Dialog Shangri-La akan memiliki substansi dan makna yang lebih," ucapnya.
Prabowo juga menekankan bahwa langkah-langkah tersebut telah terbukti efektif dalam sejarah. Contohnya di Korea.
“Meskipun saya sepakat bahwa resolusi masih harus dicapai di Korea. Namun, yang mendesak adalah penghentian permusuhan segera untuk melindungi penduduk sipil tak berdosa di wilayah konflik,” pungkas Prabowo.