Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rangkuman Perang Rusia Vs Ukraina: Rusia Tangkap Wartawan Mata-Mata AS

Rusia menuduh seorang wartawan Amerika Serikat (AS) untuk Wall Street Journal sebagai mata-mata dan menagkap serta menahannya.
Reporter surat kabar The Wall Street Journal Evan Gershkovich dalam gambar tak bertanggal yang diambil di lokasi yang tidak diketahui. The Wall Street Journal/Handout via REUTERS
Reporter surat kabar The Wall Street Journal Evan Gershkovich dalam gambar tak bertanggal yang diambil di lokasi yang tidak diketahui. The Wall Street Journal/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menuduh seorang wartawan Amerika Serikat (AS) untuk Wall Street Journal sebagai mata-mata dan menagkap serta menahannya. Penangkapan itu diprediksi meningkatkan perseteruan diplomatik Moskow dengan Washington atas perang di Ukraina dan kemungkinan akan semakin mengisolasi Rusia.

Melansir Reuters, Kamis (31/3/1023), surat kabar tersebut membantah tuduhan dan menuntut pembebasan segera "reporter tepercaya dan berdedikasi" Evan Gershkovich. Tidak ada tanggapan segera dari Washington.

Gershkovich, 31 tahun yang telah bekerja di Rusia sebagai jurnalis selama enam tahun, adalah orang AS paling terkenal yang ditangkap di sana sejak bintang bola basket Brittney Griner, yang dibebaskan pada Desember setelah 10 bulan dipenjara atas tuduhan narkoba.

Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB mengatakan mereka menangkap Gershkovich di kota industri Ural Yekaterinburg karena diduga memata-matai kepentingan pemerintah AS dengan mengumpulkan informasi tentang salah satu perusahaan kompleks industri militer Rusia yang tidak diidentifikasi.

Dia dibawa ke Moskow. Pengadilan pada sidang tertutup memerintahkan dia ditahan sebelum persidangan sampai 29 Mei. Kantor berita negara TASS mengatakan dia mengaku tidak bersalah. Pihak berwenang tidak merilis bukti kepada publik, dan TASS mengatakan kasus itu telah ditandai sebagai "sangat rahasia".

Daniil Berman, seorang pengacara yang mewakili wartawan itu diizinkan untuk melihat dakwaan, kata Berman kepada wartawan. Dia percaya Gershkovich akan dibawa ke Lefortovo, penjara pusat Moskow abad ke-19 yang terkenal di zaman Soviet karena menahan tahanan politik.

"The Wall Street Journal dengan keras menyangkal tuduhan dari FSB dan meminta pembebasan segera reporter tepercaya dan berdedikasi kami, Evan Gershkovich. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Evan dan keluarganya," kata surat kabar itu.

Tertangkap Basah

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia yakin Gershkovich telah "tertangkap basah".

Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan pertukaran tahanan dengan AS, dan mengatakan bahwa kesepakatan seperti itu biasanya diatur hanya setelah seorang tahanan dinyatakan bersalah.

Pedoman perjalanan Departemen Luar Negeri AS, terakhir diperbarui pada Februari tahun ini, menyarankan warga AS untuk tidak pergi ke Rusia karena bahaya penangkapan sewenang-wenang, dan mengatakan mereka yang tinggal atau bepergian ke sana harus segera berangkat.

Selain meningkatkan konflik diplomatik Moskow dengan Amerika Serikat, kasus tersebut dapat semakin mengisolasi Rusia dengan menakut-nakuti lebih banyak jurnalis asing yang masih bekerja di sana.

Penangkapan itu adalah "serangan frontal terhadap semua koresponden asing yang masih bekerja di Rusia.

Itu berarti FSB lepas kendali tulis Andrei Soldatov, seorang jurnalis Rusia di luar negeri yang memiliki spesialis dinas keamanan.

Moskow secara efektif melarang semua outlet berita independen Rusia sejak awal perang, tetapi mengakreditasi beberapa wartawan asing.

Jurnalisme menjadi sangat dibatasi oleh undang-undang yang memberlakukan hukuman panjang untuk setiap kritik publik terhadap perang yang disebut sebagai "operasi militer khusus".

Pasukan Rusia Unggul

Ukraina mengatakan pada Kamis (30/3/2023), bahwa pasukan Rusia meraih beberapa keunggulan di dalam kota pertempuran timur Bakhmut, tetapi dengan harga yang mahal  dengan jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit.

Kota pertambangan kecil Bakhmut telah menjadi tempat pertempuran infanteri paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, dengan pasukan Rusia mengincar kemenangan pertama mereka sejak pertengahan 2022.

Ukraina telah bersikap defensif selama hampir lima bulan tetapi mengatakan akan segera merencanakan serangan balasan.

"Pasukan musuh cukup berhasil dalam tindakan mereka yang ditujukan untuk menyerbu kota Bakhmut," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam laporan semalam.

"Pembela kami menguasai kota dan memukul mundur banyak serangan musuh."

Laporan itu tidak memerinci keuntungan Rusia. Institute for the Study of War mengatakan pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner telah merebut wilayah di selatan dan barat daya kota selama dua hari terakhir, dan Wagner telah menduduki pabrik logam di utara minggu ini.

Pasukan Rusia bergerak maju perlahan di dalam Bakhmut dalam pertempuran jalanan yang intens.

Sebulan yang lalu, Kyiv tampaknya akan meninggalkan kota itu tetapi memutuskan untuk tinggal dan memperjuangkannya, berharap untuk menghancurkan kekuatan penyerang.

Wakil Menteri Pertahanan Hanna Malyar mengatakan dalam sebuah unggahan media sosial bahwa kerugian tidak dapat dihindari, tetapi kerugian musuh jauh lebih besar.

Serhiy Cherevatyi, seorang juru bicara militer Ukraina, mengatakan kepada televisi nasional: "Bakhmut tetap menjadi pusat aktivitas militer... Di sana masih terus 'panas'."

Serangan Balik

Saat musim dingin telah berubah menjadi musim semi, pertanyaan yang mendesak adalah berapa lama lagi Rusia dapat mempertahankan serangannya, dan kapan atau apakah Ukraina akan menyerang balik.

Pejabat Ukraina dan Barat menunjukkan tanda-tanda bahwa Rusia sedang lesu. Jumlah rata-rata serangan harian Rusia di garis depan yang dilaporkan oleh staf umum Ukraina telah menurun hampir setengahnya selama empat minggu terakhir.

Invasi Rusia telah menghancurkan kota-kota di Ukraina dan membuat jutaan pengungsi melarikan diri. Puluhan ribu warga sipil dan tentara dari pihak Rusia dan Ukraina diyakini tewas.

Moskow, yang mengatakan mengirim pasukan karena Ukraina menimbulkan ancaman keamanan, telah bersumpah untuk terus berperang setidaknya sampai menguasai semua wilayah provinsi timur, di antara lima yang diklaim telah dicaploknya.

Sementara, Kyiv mengatakan akan terus berjuang sampai semua pasukan Rusia diusir dari tanahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper