Bisnis.com, JAKARTA – Misi tetap China untuk PBB mengutuk AUKUS sebagai tindakan ilegal proliferasi nuklir. AUKUS yang beranggotakan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia mempersiapkan kapal perang serang bertenaga nuklir untuk melawan ambisi China di kawasan Indo Pasifik.
Seperti diketahui, AUKUS adalah sebuah pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan AS yang didirikan pada 15 September 2021
"Cina mengutuk AUKUS sebagai tindakan ilegal proliferasi nuklir. Rencana itu risiko proliferasi nuklir yang serius, merusak sistem non-proliferasi internasional, memicu perlombaan senjata, dan merusak perdamaian dan stabilitas," kata pihak China melansir Reuters, Selasa (14/3/2023).
Saat ditanyai soal kekhawatiran China akan melihat kesepakatan kapal selam AUKUS sebagai agresi, Presiden AS Joe Biden menjawab "tidak".
Dia berharap untuk bisa segera berbicara dengan pemimpin China Xi Jinping, tetapi tidak menjelaskan waktunya.
Sementara itu, Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan menunjuk pembangunan militer Beijing, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, pada Jumat (10/3/2023).
Baca Juga
"Kami telah berkomunikasi dengan mereka tentang AUKUS dan mencari lebih banyak informasi dari mereka tentang niat mereka," katanya.
Komitmen Bersama
AS, Australia, dan Inggris membeberkan rencana kapal selam serang bertenaga nuklir mulai awal 2030-an untuk Australia demi melawan ambisi China di Indo-Pasifik.
Biden menyebut perjanjian di bawah kemitraan AUKUS 2021 sebagai bagian dari komitmen bersama untuk kebebasan dan membuka wilayah Indo-Pasifik dengan Inggris dan Australia.
Dia berbicara pada upacara di pangkalan Angkatan Laut AS didampingi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di San Diego, pada Senin (13/3/2023).
"Kemitraan yang kuat, untuk pertama kalinya, itu berarti tiga armada kapal selam bekerja sama melintasi Atlantik dan Pasifik menjaga lautan kita bebas selama beberapa dekade mendatang," kata Sunak dilansir dari Reuters, pada Selasa (14/3/2023).
Kesepakatan itu disambut baik oleh sekutu Asia, tetapi telah membuat marah Beijing pada Selasa (14/3/2023).
AS bermaksud menjual 3 kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia 3 kelas Virginia AS yang dibangun oleh General Dynamics, pada awal 2030-an dengan opsi Australia untuk membeli 2 kapal selam lagi jika diperlukan.
Proyek multi-tahap akan mencapai puncak dengan produksi Inggris dan Australia serta pengoperasian kapal selam baru SSN-AUKUS.
Kapal itu dikembangkan secara trilateral berdasarkan desain generasi Inggris dan akan diproduksi di Inggris dan Australia berteknologi canggih AS.
Inggris akan menerima pengiriman kapal selam SSN-AUKUS pertamanya pada akhir tahun 2030-an, dan Australia akan menerima pada awal tahun 2040-an. Kapal selam itu akan diproduksi oleh BAE Systems dan Rolls-Royce.
“Perjanjian AUKUS yang kami konfirmasikan di sini di San Diego mewakili investasi tunggal terbesar dalam kemampuan pertahanan Australia dalam sejarah kami, memperkuat keamanan dan stabilitas nasional Australia di kawasan kami,” kata Albanese pada upacara tersebut.
Makan Biaya Besar
AUKUS akan menjadi pertama kalinya bagi AS berbagi teknologi propulsi nuklir sejak melakukannya dengan Inggris pada 1950-an. Biden menekankan bahwa kapal selam itu akan bertenaga nuklir, bukan bersenjata nuklir.
Kesepakatan penjualan kapal selam bertenaga nuklir itu memakan mencapai A$368 miliar ($245 miliar atau Rp3,7 kuadriliun) pada tahun 2055.
Pengeluaran sebesar itu didukung pihak Albanese yang menyebut, bahwa pengadaan kapal selam nuklir itu adalah rencana ekonomi, bukan hanya rencana pertahanan dan keamanan.
Diharapkan kapal selam AUKUS akan menghasilkan A$6 miliar atau Rp61,4 triliun yang diinvestasikan dalam kemampuan industri Australia selama 4 tahun ke depan dan menciptakan sekitar 20.000 pekerjaan langsung selama 30 tahun ke depan.
Proyek itu membutuhkan dana sekitar 0,15 persen dari PDB per tahun. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan bahwa itu merupakan investasi dalam keamanan negara.
Sesuai perjanjian, kapal selam AS dan Inggris dikerahkan di Australia Barat segera setelah 2027 untuk membantu melatih awak Australia dan meningkatkan pencegahan. Pejabat AS mengatakan, hal ini akan melibatkan 4 kapal selam AS dan 1 kapal selam Inggris dalam beberapa tahun.
Fase pertama dari rencana ini sudah berjalan, kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia AS Asheville yang mengunjungi Perth di Australia Barat.