Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Rudal Rusia Serang Zaporizhzhia, 25 Orang Tewas

Sedikitnya 25 orang tewas dan 50 lainnya terluka oleh serangan rudal Rusia ke pasar mobil di tepi Kota Zaporizhzhia.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 30 September 2022  |  19:03 WIB
Rudal Rusia Serang Zaporizhzhia, 25 Orang Tewas
Kendaraan militer yang hancur terlihat selama konflik Ukraina-Rusia di kota Rubizhne, wilayah Luhansk, Ukraina, 1 Juni 2022. - Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 25 orang tewas dan 50 lainnya terluka oleh serangan rudal Rusia ke pasar mobil di tepi Kota Zaporizhzhia pada Jumat (30/9/2022) pagi, kata kepala kantor Kepresidenan Ukraina.

Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak menuduh Rusia sebagai “negara teroris” menyusul dugaan serangan tersebut seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (30/9/2022).

Oleksandr Starukh, Gubernur Regional, sebelumnya menyebut jumlah korban twas dari serangan tersebut hanya 23 orang dan 28 orang luka-luka. Namun, Rusia secara rutin membantah sengaja menargetkan warga sipil selama serangan selama berbulan-bulan.

Vladimir Rogov, seorang pejabat di pemerintahan yang didirikan Rusia di wilayah Zaporizhzhia yang diduduki sebagian, menyalahkan serangan Jumat pagi pada pasukan Ukraina.

Sementara itu, pihak Kremlin menyatakan bahwa serangan terhadap wilayah yang dicaplok akan menjadi serangan terhadap Rusia.

Kremlin memperingatkan akan mempertimbangkan serangan terhadap setiap bagian dari empat wilayah Ukraina yang dicaplok sebagai tindakan agresi terhadap Rusia.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow secara “de jure” memasukkan bagian-bagian Ukraina yang tidak berada di bawah kendali pasukan Rusia ke dalam negara Rusia sebagai bagian dari langkahnya untuk mencaplok empat wilayah.

Pasukan Rusia bergerak untuk merebut Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia setelah mengadakan pemungutan suara aneksasi di daerah tersebut.

Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan pemungutan suara itu melanggar hukum internasional dan menganggap hasilnya tidak berarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Perang Rusia Ukraina Ukraina Rusia
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top