Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Perang Ekonomi Jika Rusia-Ukraina Gagal Berdamai

Trump mengancam perang ekonomi terhadap Rusia jika konflik Ukraina berlanjut, menekan Putin untuk berdamai dengan Zelensky.
Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska, (15/8/2025). REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska, (15/8/2025). REUTERS/Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan siap menjatuhkan perang ekonomi terhadap Rusia jika perang dengan Ukraina tidak segera dihentikan.

“Ini bukan akan menjadi perang dunia, tapi perang ekonomi. Dan perang ekonomi akan buruk. Ini akan buruk bagi Rusia, dan saya tidak menginginkannya,” ujar Trump dalam rapat kabinet di Gedung Putih dikutip dari Bloomberg, Rabu (27/8/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Trump saat ditanya apakah ada batas waktu bagi Putin untuk menyetujui pertemuan bilateral dengan Zelensky sebelum Washington menjatuhkan sanksi yang sudah diancamkan.

“Konsekuensi yang saya pikirkan sangat serius, jika saya harus melakukannya,” tegas Trump, seraya menyinggung korban jiwa perang yang menurutnya mencapai ribuan setiap pekan.

Trump berulang kali berjanji mengakhiri perang Rusia–Ukraina sejak hari pertama menjabat, namun konflik tersebut terbukti sulit dihentikan, bahkan setelah pertemuan bersejarah 15 Agustus di Anchorage, Alaska, yang mempertemukan Trump dan Putin dan sempat dipandang sebagai peluang terobosan.

Diplomasi bolak-balik Trump dengan Putin dan Zelensky sempat membuka kemungkinan pertemuan tatap muka pertama kedua pemimpin sejak invasi penuh Rusia lebih dari tiga tahun lalu. 

Namun, lebih dari sepekan setelah pertemuan Alaska, agenda pertemuan itu belum juga dijadwalkan.

Gedung Putih sebelumnya menyatakan Putin sudah sepakat untuk bertemu Zelensky dan persiapan sedang dilakukan, tetapi Kremlin tak pernah mengonfirmasi hal tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahkan menegaskan agenda pertemuan sama sekali belum siap.

Trump berulang kali mengancam sanksi dan konsekuensi lain bagi Moskow serta negara-negara yang membeli minyak Rusia dan ikut membiayai perang. 

AS telah menggandakan tarif impor India menjadi 50% akibat pembelian minyak Rusia, namun Trump masih menahan diri untuk menjatuhkan sanksi pada China dan negara lain yang juga membeli minyak mentah Moskow.

Trump mengaku frustrasi dengan serangan Rusia yang terus berlanjut di Ukraina, bahkan setelah dirinya berbicara langsung dengan Putin. Namun, dia juga menyinggung Zelensky yang menurutnya tidak sepenuhnya tak bersalah.

“Zelensky sebelumnya saya anggap kurang berterima kasih atas dukungan AS, bahkan kerap menjadi penghalang perdamaian,” ucap Trump.

Trump juga menanggapi pernyataan Lavrov yang mengatakan Putin tidak akan menandatangani kesepakatan damai dengan Zelensky. 

“Semua pihak hanya sedang berposisi (bermain sikap),” ujarnya.

Trump sempat mengusulkan KTT perdamaian pada 18 Agustus melalui sambungan telepon dengan Putin, usai bertemu Zelensky dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih untuk membahas jaminan keamanan yang dianggap perlu guna menciptakan perdamaian berkelanjutan serta mencegah invasi Rusia di masa depan.

Pada 23 Agustus lalu, Zelensky menyatakan akan segera mengumumkan paket jaminan keamanan yang didukung AS dan mitra Eropa dalam beberapa hari ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro