Bisnis.com, JAKARTA--Amerika Serikat dan sekutunya akan bertindak "tegas" jika Rusia menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Ancaman itu diungkapkan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan sembari menegaskan kembali kekhawatiran Gedung Putih atas ancaman Vladimir Putin yang semakin berbahaya.
“Kami telah berkomunikasi secara langsung, secara pribadi dan pada tingkat yang sangat tinggi kepada Kremlin bahwa setiap penggunaan senjata nuklir akan menimbulkan konsekuensi bencana bagi Rusia. AS dan sekutu kami akan merespons dengan tegas, dan kami telah dengan jelas dan spesifik tentang apa yang diperlukan," kata Sullivan seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (26/9/2022).
Sullivan mengatakan bahwa pemimpin Rusia telah memicu penggunaan senjata nuklir di berbagai titik melalui konflik” dan hal itu adalah masalah yang harus “dianggap serius oleh pemerintahan Biden karena menyangkut penggunaan senjata nuklir.”
Pejabat keamanan pemerintah AS itu mengatakan bahwa ancaman nuklir Rusia terhadap Ukraina, termasuk memperluas payung nuklirnya di bagian timur negara itu yang masih diperebutkan tujuh bulan setelah invasinya, tidak akan membelokkan AS dan sekutunya.
“Kami akan terus mendukung Ukraina dalam upayanya untuk mempertahankan negaranya dan mempertahankan demokrasinya,” kata Sullivan. Dia merunuk pada bantuan lebih dari US$15 miliar dalam bentuk senjata, termasuk sistem pertahanan udara, ratusan artileri dan peluru artileri yang dipasok ke Ukraina.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa mobilisasi pasukan Moskow adalah “referensi palsu di wilayah pendudukan” yang tidak akan menghalangi AS.
“Apa yang telah dilakukan Putin bukanlah tanda kekuatan atau kepercayaan diri. Terus terang, hal itu itu adalah tanda bahwa mereka tengah berjuang keras,” kata Sullivan.
Akan tetapi, Sullivan menambahkan "terlalu dini untuk membuat prediksi yang komprehensif" tentang runtuhnya pasukan Rusia.
“Saya pikir apa yang kita lihat adalah tanda-tanda perjuangan yang luar biasa di antara orang-orang Rusia,” katanya.
Anda memiliki moral yang rendah, di mana para prajurit tidak ingin berperang. Tidak ada yang bisa menyalahkan mereka karena mereka tidak ingin menjadi bagian dari perang penaklukan Putin di negara tetangga mereka, katanya.
Sullivan mengatakan Rusia bahwa sedang berjuang tetapi masih tetap menjadi musuh yang berbahaya dan mampu melakukan kebrutalan yang hebat. Dia menyinggung situs pemakaman massal yang berisi ratusan kuburan yang ditemukan pasukan Ukraina setelah merebut kembali Izium dari Rusia.
Dalam wawancara terpisah dengan CBS, presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia tidak yakin dengan ancaman nuklir Putin.
“Mungkin kemarin itu gertakan. Dia ingin menakuti seluruh dunia," katanya.