Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Ancam AS Bakal Teruskan Program Percepatan Nuklir

Iran dapat segera menghentikan program percepatan pengembangan nuklir apabila AS mencabut sanksinya terhadap Iran.
Pembangkit listrik bertenaga nuklir di Bushehr, Iran, sekitar 750 kilometer sebelah selatan Teheran./Bloomberg/Mohsen Shandiz
Pembangkit listrik bertenaga nuklir di Bushehr, Iran, sekitar 750 kilometer sebelah selatan Teheran./Bloomberg/Mohsen Shandiz

Bisnis.com, JAKARTA — Iran menyatakan tidak akan menghentikan program percepatan pengembangan nuklirnya selama Amerika Serikat (AS) tidak mencabut sanksi yang ditujukan ke Teheran.

“Tuntutan yang disampaikan AS tidak praktis dan tidak akan terwujud,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dilansir melalui Antara, Jumat (29/1/2021).

Presiden baru AS, Joe Biden, mengatakan Iran harus tunduk terhadap isi kesepakatan nuklir yang disepakati oleh beberapa negara pada 2015 sebelum kembali resmi bergabung dalam perjanjian tersebut.

Iran secara perlahan melanggar beberapa isi kesepakatan nuklir setelah pendahulu Biden, Donald Trump, mengeluarkan AS dari perjanjian tersebut pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi ke Teheran.

Iran awal bulan ini melanjutkan pengayaan uraniumnya sampai 20 persen di Fordow, fasilitas pembangkit nuklir yang berada di bawah tanah. Kegiatan itu sebelumnya dilakukan Iran sebelum adanya perjanjian antara Iran dan negara-negara Barat pada 2015.

Kendati demikian, Teheran mengatakan pihaknya dapat segera menghentikan kegiatan tersebut apabila AS mencabut sanksinya terhadap Iran.

“Jika AS memenuhi kewajibannya maka kami akan memenuhi kewajiban kami," ujar Zarif.

Parlemen Iran, yang didominasi oleh anggota dewan garis keras, bulan lalu mengesahkan undang-undang yang memaksa pemerintah untuk memperkuat aktivitas pengembangan nuklir Iran jika AS tidak mencabut sanksi dalam waktu dua bulan.

Zarif juga mengecam sanksi AS terhadap Turki karena negara itu membeli alat sistem pertahanan S-400 buatan Rusia.

“Pemerintah AS kecanduan menjatuhkan sanksi dan itu akan mengancam dunia serta AS sendiri,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper