Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Shutdown' AS Masuki Hari ke-23, Bandara di Houston Terdampak

Sebuah pos pemeriksaan keamanan di bandara utama di Houston Amerika Serikat (AS) ditutup karena terdampak penutupan sebagian layanan pemerintahan AS (partial government shutdown) yang telah berlangsung selama beberapa pekan.
Ilustrasi/Reuters-Joshua Roberts
Ilustrasi/Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah pos pemeriksaan keamanan di bandara utama di Houston Amerika Serikat (AS) ditutup karena terdampak penutupan sebagian layanan pemerintahan AS (partial government shutdown) yang telah berlangsung selama beberapa pekan.

Dilansir Bloomberg, pos pemeriksaan Administrasi Keamanan Transportasi di Terminal B bandara tersebut ditutup pada Minggu (13/1/2019) pukul 3.30 malam waktu setempat karena masalah kepegawaian terkait dengan penutupan, dan akan tetap tutup sepanjang hari, menurut George Bush Intercontinental Airport dalam sebuah pernyataan. Konter tiket terminal juga ditutup.

Sekitar 800.000 pekerja federal untuk pertama kalinya tak menerima upah mereka pada hari Jumat (11/1) akibat shutdown yang dimulai pada 22 Desember 2018.

Miami International Airport pekan lalu mengatakan kepada para penumpang untuk tiba setidaknya dua jam sebelum penerbangan domestik karena ketidakpastian yang disebabkan masalah pendanaan federal ini.

Dengan demikian, masa government shutdown ini sudah memasuki hari ke-23 hingga Minggu (13/1/2019) waktu setempat, sekaligus menjadi periode shutdown terlama dalam sejarah AS. Rekor government shutdown terlama sebelumnya terjadi pada masa pemerintahan Bill Clinton, yang berlangsung selama 21 hari.

Presiden AS Donald Trump menyalahkan penutupan pemerintahan sementara ini kepada Partai Demokrat, yang menolak meloloskan anggaran pembangunan tembok pembatas di perbatasan dengan Meksiko. Nilai anggaran yang diajukan mencapai US$5,7 miliar.

Reuters melansir Minggu (13/1), Presiden AS Donald Trump mendesak Partai Demokrat untuk kembali bekerja.

“Partai Demokrat harus segera kembali ke Washington dan bekerja untuk mengakhiri shutdown, sembari di saat yang sama mengakhiri krisis kemanusiaan mengerikan di perbatasan Selatan. Saya menunggu kalian di Gedung Putih!” tulisnya dalam akun Twitter resminya.

Shutdown ini membuat sekitar 800.000 pegawai pemerintah tidak mendapatkan upah mereka. Sebagian dirumahkan sementara, sedangkan sebagian lainnya tetap bekerja tapi tak dibayar.

Pegawai federal yang terdampak termasuk petugas Air Traffic Controllers (ATC) dan keamanan bandara. Bahkan, Miami International Airport menyatakan akan menutup salah satu terminalnya dalam beberapa hari ke depan karena kekurangan pegawai keamanan.

Banyak dari para pegawai ini yang memutuskan menjual sebagian barangnya atau meminta bantuan dari warganet untuk membantu mereka membayar tagihan.

Trump sebelumnya mempertimbangkan untuk mengumumkan deklarasi status darurat yang akan mengakhiri penutupan pemerintah ini dan memungkinkannya mendapat pendanaan untuk membangun tembok di perbatasan. Pembangunan tembok ini merupakan salah satu poin kampanyenya yang paling utama pada Pilpres 2016.

Sementara itu, Partai Demokrat telah meloloskan sejumlah aturan di DPR untuk membuka kembali pemerintahan tanpa memberikan pendanaan untuk tembok tersebut. Tetapi, regulasi itu tak diacuhkan oleh Senat AS, yang dikontrol oleh Partai Republik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper