Bisnis.com, JAKARTA - Kisah seorang guru honorer di Sukabumi bernama Saryono menjadi salah satu tanda guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.
Pria berusia 55 tahun itu, merupakan guru honorer di kecamatan ciracap, Sukabumi, dan kabarnya hanya digaji Rp350.000. Bahkan cair gajinya tiga bulan sekali itupun jika dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cair.
Dilansir dari akun instagram @palabuhanratu, diketahui bahwa ia sudah 33 tahun berprofesi sebagai guru.
Meski begitu, semangatnya untuk mencerdaskan anak bangsa tak pernah pudar. Bahkan setiap hari, dia menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer menggunakan sepeda motor dari rumahnya ke Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tegal Panjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Saryono mulai mengajar pada 1992. Kala itu, ia masih berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah. Saat awal-awal mengajar, Saryono hanya menerima gaji Rp10 ribu per bulan melalui Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari iuran masyarakat.
Demi pendidikan anak di pelosok terpenuhi, Saryono terus menekuni pekerjaannya, meski dia juga dibebani berbagai kebutuhan untuk menghidupi anak dan istrinya.
Selain menghidupi anak dan istri, dengan gaji Rp350 ribu yang ia terima tiap tiga bulan sekali itu, Saryono juga harus menanggung kehidupan dua kakak iparnya.
Baca Juga
Sebab, dua saudaranya itu sudah tak bisa beraktivitas normal karena usianya yang renta. Demi menghidupi keluarga, Saryono pun melakukan pekerjaan sampingan dengan bertani palawija, dibantu istrinya.
Dia juga masih berharap suatu hari bisa diangkat sebagai ASN. Selama puluhan tahun, ia terus mendaftar seleksi PPPK, namun belum pernah lolos. Meski begitu, semangatnya tak pernah padam.
Kisahnya memicu reaksi luas dari netizen dan media nasional. Banyak yang berharap pemerintah segera memberi perhatian dan penghargaan layak atas dedikasinya.