Bisnis.com, JAKARTA – Israel mengumumkan telah melanjutkan bantuan udara ke Jalur Gaza dan mengambil serangkaian langkah tambahan untuk meredakan krisis kemanusiaan yang memburuk di wilayah tersebut.
Dikutip melalui Reuters, pengumuman ini datang di tengah tekanan internasional yang meningkat dan peringatan dari lembaga-lembaga kemanusiaan bahwa kelaparan massal mulai menyebar di Gaza.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka akan membentuk koridor kemanusiaan untuk menjamin pergerakan aman konvoi bantuan PBB, serta menerapkan “jeda kemanusiaan” di area-area padat penduduk.
Pernyataan tersebut juga menyebut bahwa penjatuhan bantuan dilakukan bekerja sama dengan organisasi bantuan internasional, dan memuat tujuh palet berisi tepung, gula, serta makanan kaleng. Sumber-sumber Palestina mengonfirmasi bahwa bantuan telah mulai dijatuhkan, terutama di Gaza bagian utara, wilayah yang paling terdampak oleh pertempuran dan blokade.
Langkah ini diumumkan setelah pembicaraan gencatan senjata tidak langsung antara Israel dan kelompok Hamas yang dimediasi di Doha mengalami kebuntuan. Belum ada kesepakatan damai yang dicapai hingga saat ini.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa jeda kemanusiaan akan mulai berlaku pada Minggu pagi, tetapi belum merinci lokasi dan durasinya. Meski demikian, militer Israel menegaskan bahwa operasi militer tidak dihentikan sepenuhnya.
Baca Juga
“Langkah-langkah kemanusiaan ini tidak berarti penghentian operasi tempur,” tulis pernyataan IDF, pada Sabtu (26/7/2025) waktu setempat.
Bantuan Terbatas dan Saling Lempar Tanggung Jawab
Sejak Maret, Israel memblokade total pasokan ke Gaza dan baru membuka kembali jalur distribusi pada Mei dengan pembatasan baru. Akibatnya, stok makanan menyusut drastis. PBB memperingatkan bahwa 2,2 juta penduduk Gaza kini menghadapi kondisi kelaparan parah.
Israel menolak tuduhan bahwa kelaparan sedang berlangsung, menyebutnya sebagai kampanye disinformasi Hamas. IDF menyatakan bahwa distribusi bantuan adalah tanggung jawab PBB dan organisasi kemanusiaan.
“PBB dan organisasi internasional harus meningkatkan efektivitas distribusi dan memastikan bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas,” tulis militer Israel.
Sementara itu, PBB menyampaikan bahwa keterbatasan rute alternatif yang disediakan Israel sangat menghambat akses bantuan.
Di sisi lain, kapal bantuan yang berangkat dari Italia menuju Gaza dicegat oleh angkatan laut Israel. Para aktivis internasional di kapal tersebut mengatakan bahwa mereka dicegah secara paksa memasuki zona laut Gaza.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa kapal itu diamankan dan diarahkan ke pantai Israel, dengan semua penumpang dalam kondisi selamat.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 127 orang, termasuk 85 anak-anak, telah meninggal akibat kekurangan gizi sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu. Ratusan ribu lainnya menghadapi ancaman kelaparan akut.
Pada Rabu lalu, lebih dari 100 lembaga bantuan internasional memperingatkan bahwa kelaparan massal sedang menyebar luas di wilayah kantong tersebut.
Israel juga mengklaim telah menghubungkan jaringan listrik ke fasilitas desalinasi yang diharapkan dapat menyediakan air bersih untuk sekitar 900.000 warga Gaza setiap harinya.
Konflik ini bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 lainnya. Sejak itu, Israel meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan hampir 60.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.