Bisnis.com, JAKARTA -- Koalisi super jumbo yang berjuluk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus pecah. Anggota koalisi berpencar satu persatu, ada yang memilih mengusung calonnya sendiri, mengalihkan dukungan ke calon lain, atau bergabung dengan kompetitor.
Fenomena Pilkada di wilayah Banten adalah salah satunya. Banten menjadi salah satu titik pecahnya mimpi KIM Plus 'mendominasi' Pilkada 2024.
Golkar, salah satu mesin politik dan penyokong suara KIM Plus, memilih berbalik arah hanya sehari sebelum pendaftaran calon. Mereka meninggalkan pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah dan kembali mengusung kadernya yang sudah dideklarasikan PDI Perjuangan alias PDIP, Airin Rachmi Diany.
Selain tingkat provinsi, perubahan konstelasi politik juga terjadi di Tangerang Selatan. Politikus Gerindra, Ahmad Riza Patria, memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia memilih mundur bersama wakilnya, Marshel Widianto. Dukungan Gerindra kemudian dialihkan kepada kader Golkar, Benyamin Davnie - Pilar Saga Ichsan.
Informasi mundurnya Pak Ariza Patria pada kontestasi Pilkada Tangsel disampaikan oleh Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
"Benar. Oleh karena itu terjadi peralihan dukungan di Pilkada Tangsel dari Riza - Marsel menjadi Benyamin - Pilar," kata Kamhar dalam siaran resminya, Rabu (28/8/2024).
Baca Juga
Kamhar mengungkapkan bahwa mundurnya Riza Patria adalah dinamika yang lazim terjadi pada Pilkada dimana sering terjadi perubahan dan pergeseran itu dimenit-menit terakhir.
"Jika kemudian saat ini dukungan diberikan pada pasangan Benyamin-Pilar, sesungguhnya ini balik ke opsi awal dengan mengakomodir aspirasi struktur partai di seluruh tingkatan serta konstituen Partai Demokrat di Tanggerang Selatan."
Sebelum Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga batal mencalonkan Ahmad Riza Patria-Marshel Widianto di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangerang Selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Politikus PKS Tifatul Sembiring dalam akun media sosial X pada Senin (26/8/2024).
"Insyaallah PKS mengusung pasangan Ruhama-Shinta di Pilkada Tangerang Selatan. Mengalihkan dari yang sebelumnya ke Riza-Marshel. Terima kasih atas saran teman-teman semua," tulisnya, dikutip dari X.
Alasan Mundur
Adapun Riza Patria mengungkap alasannya mundur dari pencalonan di Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2024 bersama dengan komika Marshel Widianto.
Ariza, sapaan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, mengaku bahwa dia mendapatkan penugasan lain dari Partai Gerindra.
"Ya saya dapat tugas lain, nanti tugas khusus dari partai. Makanya saya mundur," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kantor KPU Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Meski demikian, Ariza enggan mengungkap apa penugasan baru yang diberikan partainya itu. Dia hanya menyebut penugasan dimaksud bersifat khusus.
Dia juga mengatakan Marshel mendapatkan penugasan lain dari Gerindra sebagai kader partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto tersebut.
"Ya sama, nanti sama, karena dia kader nanti ada tugas lain. [Dia, red] kader Gerindra," ujar mantan Wakil Gubernur Jakarta itu.
Dinamika di Solo
Sementara itu, putri politisi senior Akbar Tanjung, Sekar Tanjung memilih mundur dari pencalonan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta 2024.
"Saya Sekar Tandjung selaku Ketua Partai Golkar Surakarta dan bakal calon kepala daerah Kota Surakarta dari Partai Golkar memutuskan untuk mundur sebagai bakal calon kepala daerah Kota Surakarta dari Partai Golkar Solo untuk pilkada 2024," katanya di Solo.
Ia mengatakan keputusan tersebut diambil usai melalui pertimbangan matang dan koordinasi dengan partai.
"Keputusan ini bukan sesuatu yang saya ambil secara sepihak dan mudah. Khususnya bagi partai, simpatisan, tim yang kerja keras, keputusan ini saya ambil atas dasar loyalitas terhadap Partai Golkar," katanya.
Ia mengatakan setelah menerima arahan langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan DPP, Partai Golkar bersama-sama dengan partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendukung pasangan calon kepala daerah yang dianggap paling sesuai untuk KIM Plus.
"Kami mematuhi dawuh (perintah) pimpinan dan keputusan DPP," katanya.