Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel kembali menyerang Jalur Gaza melalui udara dan jalur darat, serta bertempur dengan Hamas di selatan Kota Rafah. Serangan ini menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina.
Melansir Reuters, Jumat (24/5/2024), tank-tank Israel bergerak maju di bagian tenggara Rafah, merangsek ke arah distrik barat kota Yibna dan terus beroperasi di tiga daerah pinggiran timur.
"Penjajah (pasukan Israel) berusaha bergerak lebih jauh ke barat, mereka berada di tepi Yibna, yang padat penduduknya. Mereka belum menyerbunya," kata seorang warga, yang tidak mau disebutkan namanya.
Warga tersebut mendengar ledakan dan melihat asap hitam muncul dari daerah-daerah di mana tentara menyerbu.
Serangan Israel yang dilakukan secara simultan di sisi utara dan selatan Gaza bulan ini memaksa ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dari rumah mereka dan memutus rute akses bantuan uatama, sehingga meningkatkan risiko kelaparan.
Sejak agresi Israel ke Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 250 orang disandera, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 warga sipil Palestina.
Baca Juga
Sandera di Rafah
Israel mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menyerang Rafah untuk membasmi batalyon terakhir pejuang Hamas yang mereka yakini berlindung di sana.
kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Hamas menahan sandera Israel di Rafah. Oleh karena itu, pasukan Israel terus bermanuver di Rafah dengan cara yang tepat dan terarah.
"Kami melindungi warga sipil Gaza di Rafah agar tidak menjadi lapisan perlindungan bagi Hamas, dengan mendorong mereka untuk mengungsi sementara ke daerah-daerah kemanusiaan... Sejauh ini kami telah menghabisi puluhan teroris Hamas, membongkar puluhan terowongan dan menghancurkan sejumlah besar infrastruktur,” ungkap Hagari
Pasukan Israel telah menewaskan sekitar 180 militan di Rafah sejauh ini, kata Hagari dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi.
UNRWA, badan utama PBB di Gaza, memperkirakan bahwa lebih dari 800.000 orang telah melarikan diri dari Rafah sejak Israel mulai menargetkan kota itu pada awal Mei, meskipun ada permohonan internasional untuk menahan diri.
Suze van Meegan, Pemimpin Tanggap Darurat Dewan Pengungsi Norwegia di Gaza, mengatakan bahwa masih banyak warga sipil yang terjebak.
"Kota Rafah sekarang terdiri dari tiga dunia yang sama sekali berbeda: bagian timur adalah zona perang, bagian tengah adalah kota hantu, dan bagian barat adalah kumpulan orang-orang yang hidup dalam kondisi yang menyedihkan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Secara paralel, pasukan Israel meningkatkan serangan darat di Jabalia, di mana militer telah meratakan beberapa daerah pemukiman, dan menyerang kota Beit Hanoun di dekatnya, daerah-daerah di mana Israel mengumumkan operasi besar beberapa bulan yang lalu. Israel mengatakan bahwa mereka harus kembali untuk mencegah Hamas berkumpul kembali di sana.