Bisnis.com, JAKARTA -- Negara Palestina menjadi diskusi hangat dunia setelah tiga negara Eropa yakni Spanyol, Norwegia, hingga Irlandia mengakui kemerdekaan wilayah dalam pendudukan Israel itu.
Pengakuan negara Palestina oleh trio Eropa itu, melansir Reuters, disampaikan oleh Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Soere. Dia mengatakan status Palestina sebagai negara berdaulat diharapkan akan membantu terciptanya perdamaian dengan Israel.
"Di tengah-tengah perang, dengan puluhan ribu orang tewas dan terluka, kita harus tetap mempertahankan satu-satunya hal yang dapat memberikan rumah yang aman bagi warga Israel dan Palestina: dua negara yang dapat hidup damai satu sama lain," ujar Stoere dalam konferensi pers.
Sebelum pengumuman tersebut, sekitar 143 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui negara Palestina.
Pengakuan trio Eropa akan negara Palestina ini bukan yang pertama. Swedia misalnya, tetangga Norwegia itu telah mengakui negara Palestina satu dekade yang lalu.
Sedangkan secara total, wilayah di Eropa yang mengakui Negara Palestina sebelumnya ada Bulgaria, Polandia, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Hongaria, Swedia, dan pemerintahan Siprus Yunani.
Baca Juga
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris mengatakan baik negaranya, Spanyol, maupun Norwegia akan mengambil langkah nasional apa pun yang diperlukan untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.
"Saya yakin bahwa negara-negara lain akan bergabung dengan kami dalam mengambil langkah penting ini dalam beberapa minggu mendatang," ungkap Harris seperti dilansir Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan bahwa pengakuan kemerdekaan Palestina akan dilakukan pada 28 Mei 2024 mendatang.
Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa dewan menteri Spanyol tersebut juga akan mengakui negara Palestina merdeka pada 28 Mei.
Beragam reaksi muncul setelah pengakuan Negara Palestina oleh tiga negara Eropa ini, berikut rangkumannya:
1. Oposisi Israel desak PM Netanyahu akui negara Palestina
Kelompok oposisi di Israel dengan pemimpin Yair Lapid mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga segera mengakui Negara Palestina. Pengakuan itu diikuti dengan kondisi dan jaminan tertentu.
Dilansir Antara dari Anadolu, Lapid, Ketua Partai Yesh Atid yang berhaluan tengah juga menyalahkan Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir yang mencegah Netanyahu untuk mengadopsi langkah tersebut.
“Netanyahu harus menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu dan jaminan khusus, dia bersedia menerima negara Palestina di masa depan yang ikut memerangi terorisme,” ujarnya.
Sejak 2022, Israel dikuasi oleh koalisi sayap kanan pimpinan Netanyahu, yang menolak keras ide pembentukan negara Palestina.
2. Reaksi Amerika Serikat atas Negara Palestina
Keputusan tiga negara Eropa untuk mengakui Negara Palestina ditanggapi dingin oleh Amerika Serikat. Negara yang menjadi penyokong utama Israel itu menyatakan bahwa mereka bersedia suatu hari nanti mengakui negara Palestina, namun hal ini harus dilakukan sebelum kesepakatan dicapai mengenai isu-isu sulit seperti perbatasan akhir, status Yerusalem, nasib para pengungsi dan keturunan mereka, serta keamanan yang dapat diandalkan bagi Israel.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyatakan bahwa Presiden AS Joe Biden percaya bahwa negara Palestina harus diwujudkan melalui negosiasi langsung antar pihak, bukan melalui pengakuan sepihak.
"Presiden adalah pendukung kuat solusi dua negara dan telah mendukungnya sepanjang kariernya," kata Jhon seperti dilansir dari Times of Israel.
3. Dukungan Penjaga Kota Yerussalem, Yordania
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memuji langkah terkoordinasi yang dilakukan Irlandia, Norwegia, dan Spanyol sebagai aksi penting dan esensial menuju negara Palestina.
"Kami menyambut baik keputusan yang diambil oleh negara-negara sahabat Eropa hari ini untuk mengakui negara Palestina. Kami menghargai keputusan ini dan menganggapnya sebagai langkah penting dan esensial menuju solusi dua negara yang mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," katanya, dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Hongaria di Amman.
Yordania adalah penjaga situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem. Safadi menyatakan harapannya bahwa keputusan ini akan menjadi bagian dari gerakan yang lebih luas yang menempatkan semua negara di dunia dan kawasan pada jalur yang jelas menuju perdamaian yang adil dan komprehensif, yang merupakan satu-satunya penjamin keamanan dan stabilitas bagi Palestina, dan Israel.
Selanjutnya: Kemarahan Pemerintahan Netanyahu di Israel atas Negara Palestina...