Bisnis.com, JAKARTA - Israel telah melancarkan serangan udara terhadap kawasan diplomatik di Damaskus, menghancurkan konsulat Iran di Ibu Kota Suriah.
Menurut Teheran, setidaknya 11 orang tewas, termasuk 2 orang Jenderal dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), sebuah cabang elit angkatan bersenjata Iran.
Melansir TASS, sejumlah negara, bahkan dunia internasional mengutuk serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus tersebut.
Reaksi Iran
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa serangan Israel melanggar norma hukum internasional, dan bersumpah bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak akan bisa tenang setelah meluncurkan serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa negaranya berhak untuk menghukum agresor seperti Israel sebagai tanggapan. Utusan Iran untuk Suriah bersumpah bahwa pembalasan akan dilakukan dengan keras.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menekankan bahwa Amerika Serikat (AS) harus bertanggung jawab atas serangan tersebut sebagai pendukung utama Israel.
Baca Juga
Misi Tetap Republik Islam Iran untuk PBB mencap serangan Israel itu sebagai tindakan teroris. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengenai serangan Israel itu.
Sementara, ratusan orang menghadiri demonstrasi di Teheran, meneriakkan slogan-slogan seperti "Matilah AS" dan "Matilah Israel."
Reaksi Israel dan AS
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak mengomentari laporan serangan tersebut. Meski begitu, Israel meningkatkan langkah-langkah keamanan di dalam negeri serta misi diplomatiknya di seluruh dunia.
Departemen Luar Negeri AS tidak mengomentari serangan tersebut. Namun NBC News, mengutip sumber terpercaya mengatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak mengetahui rencana serangan Israel ke Damaskus itu.
Reaksi dunia internasional
Serangan tersebut memicu reaksi dunia internasional. Rusia dengan tegas mengutuk serangan Israel terhadap konsulat dan meminta agar sidang Dewan Keamanan PBB diadakan untuk membahas masalah tersebut, yang akan berlangsung pada 2 April 2024, pukul 7 malam GMT.
Dewan Keamanan PBB akan mempertimbangkan kembali permintaan Iran untuk mengutuk serangan Israel di Damaskus tersebut.
Kantor Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinannya atas serangan terhadap kedutaan Iran di Damaskus tersebut.
Sementara itu, Venezuela, Irak, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Oman, Pakistan dan Suriah telah mengutuk serangan tersebut.
Gerakan Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, Hamas, dan partai Hizbullah yang berbasis di Lebanon telah menyatakan solidaritas dengan Suriah dan Iran, yang berjanji akan membalas serangan tersebut.
Seperti diketahui, pasukan Israel melancarkan serangan udara dengan enam proyektil dari jet tempur F-35 di kawasan Mezzeh di Damaskus barat, tempat kedutaan dan konsulat Iran berada, pada Senin (1/4/2024) sekitar pukul 14.00 GMT,
Sedikitnya 11 orang tewas, termasuk 2 orang Jenderal IRGC, Mohammad Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi, serta 5 perwira yang bertugas sebagai penasihat militer di Damaskus.
Gedung konsulat hancur total. Duta Besar Iran Hossein Akbari ada di lokasi tetapi tidak terluka dari serangan tersebut.
Kompleks tersebut juga mencakup bangunan tempat para pejabat IRGC biasanya tinggal. Salah satu proyektil menghantam bangunan yang digunakan untuk pertemuan dengan organisasi Lebanon dan Palestina.