Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan meninjau surat dari pemerintah Iran yang menyerukan untuk mengutuk serangan Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah.
Perwakilan Tetap Malta untuk PBB Vanessa Frazier menyatakan bahwa surat permintaan dari Iran tersebut akan dipelajari terlebih dahulu. Adapun Malta, negara akan memimpin DK PBB pada April 2024.
"Tentu saja. Suratnya belum saya pelajari, karena banyak pertemuan hari ini," katanya, dilansir TASS, Selasa (2/4/2024).
Misi tetap Iran untuk PBB sebelumnya menerbitkan surat kepada Frazier dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang berisi seruan kepada DK PBB untuk mengutuk serangan udara Israel di Damaskus, dan mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk mengadakan pertemuan darurat.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan bahwa pihak berwenang Iran mempunyai hak untuk membalas serangan udara Israel terhadap Konsulat Republik di Damaskus dan akan memutuskan cara untuk membalasnya.
"Iran mempunyai hak untuk membalas, dan akan memutuskan sendiri bagaimana merespons dan menghukum agresor,” katanya, di saluran Telegram resmi Kementerian Luar Negeri Iran.
Baca Juga
Diplomat tersebut mengatakan tanggung jawab atas serangan itu berada di tangan Israel, dan serangan terhadap konsulat itu kini sedang diselidiki.
Selain itu, Kanaani juga mendesak PBB dan komunitas internasional untuk mengutuk tindakan Israel dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghukum agresor.
Seperti diketahui, agen Suriah SANA sebelumnya melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan terhadap sebuah bangunan di Damaskus.
Menurut saluran TV SNN Iran, gedung Konsulat dan kediaman Duta Besar Iran Hossein Akbari telah diserang, dan 5 hingga 7 orang diperkirakan tewas dalam serangan tersebut.
Pihaknya membenarkan bahwa diplomat dan penasihat militer Iran yang berada di dalam kemungkinan tewas dalam serangan Israel tersebut.