Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Prabowo Merapat ke Jokowi, Meski Disebut Jual Diri oleh Pendukungnya

Ternyata ini alasan Prabowo Subianto merapat ke Jokowi usai bertahun-tahun menjadi oposisi pemerintah.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi usai makan siang bersama di Magelang, Jawa Tengah. Dok IG @prabowosubianto
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi usai makan siang bersama di Magelang, Jawa Tengah. Dok IG @prabowosubianto

Bisnis.com, JAKARTA — Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan alasannya bergabung ke kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah bertahun-tahun dirinya menjadi oposisi.

Prabowo menyampaikan alasannya tersebut saat memberikan pidato di acara Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).

Awalnya, Prabowo menyampaikan pemerintahan Presiden Jokowi dinilai cukup berhasil dan unik dalam mengatur inflasi dengan kreatif, fokus perhatian yang detail dan manajemen mikro.

“Saya rasa pemerintahan Presiden Jokowi cukup berhasil dan mungkin unik dalam mengelola inflasi secara kreatif dengan perhatian terhadap detail dan manajemen mikro,” ujar Prabowo Subianto saat Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).

Prabowo juga menyampaikan bahwa dirinya menjadi oposisi yang telah dikalahkan 2 kali oleh Jokowi ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. 

“Seperti yang Anda tahu, saya sudah bertahun-tahun menentang Joko Widodo. Dan dia mengalahkan saya dua kali,” ujar Prabowo.

Prabowo pun menegaskan dirinya seorang mantan tentara yang telah belajar tentang menghormati pendekatan yang kuat, hal itu merupakan psikologi dan budaya unik yang dimiliki pejuang sejati.

“Tapi kita tahu satu hal yang saya pelajari sebagai seorang tentara, mantan tentara, kita menghormati pendekatan yang kuat. Itulah psikologi dan budaya unik seorang pejuang sejati, yang menyala kembali,” ujarnya. 

Prabowo menyampaikan apabila menghadapi lawan yang kuat bahkan mampu mengalahkannya maka harus diterima dengan menghormatinya. Bahkan, dia mengikuti nasihat dari nenek moyang jika tidak bisa mengalahkan, bisa bergabung apalagi adanya tawaran yang menghampirinya.

“Dan sekali lagi, nasihat kuno dari banyak nenek moyang kita. Jika Anda tidak bisa mengalahkannya, mengapa Anda tidak bergabung dengannya? Apalagi jika dia menawarkan dan sebagai ajakan kami untuk bergabung dengan Anda,” ujar Prabowo.

Menhan Prabowo juga menyampaikan keputusan bergabungnya dengan kabinet Jokowi menyebabkan pendukungnya marah karena dianggap menjual diri.

“Banyak pendukung dekat saya yang marah kepada saya seolah-olah saya menjual diri saya sendiri,” ujar Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan nilai-nilai yang diperjuangkan serta fokus Presiden Jokowi sama dengan yang nilai-nilai perjuangan miliknya.

Prabowo menyampaikan dirinya mempunyai fokus yang sama dengan Jokowi, yakni demi kebaikan rakyat, terutama masyarakat miskin dan lemah.

“Presiden Joko kami fokusnya selalu pada kebaikan rakyat, terutama masyarakat miskin dan lemah. Itu juga menjadi fokus saya,” ujar Prabowo.

Dia juga menjelaskan banyak masyarakat Barat tidak mengetahui Tentara Nasional Indonesia (TNI), merupakan tentara revolusioner yang berkembang dari desa maupun kota yang tidak diperintahkan oleh raja manapun.

“Banyak orang di banyak masyarakat khususnya di Barat, tidak memahami hal ini. Tentara kami adalah tentara revolusioner. Tentara bangkit. Tentara tidak ditugaskan oleh raja mana pun dengan filter apa pun. Tentara berkembang dari desa ke desa, kota demi kota, kota demi kota,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan sejarah TNI, pada tahun pertama Perang Kemerdekaan Indonesia, perwira tentara sangat bergantung dengan rakyat. Bahkan, untuk menjadi Komandan Kompi, Batalion, dan Bersenjata dipilih langsung oleh anggotanya.

“Mereka memilih komandan kompi mereka sendiri, komandan batalion mereka sendiri, komandan angkatan bersenjata mereka sendiri, ini sejarah kembalinya, oleh karena itu, setiap perwira tentara bergantung pada rakyat pada tahun-tahun pertama Perang Kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.

Prabowo Subianto menyampaikan dirinya pernah menjadi taruna muda pada 1970 dan merasakan desa-desa miskin yang menjadi tempat tentara berlatih. Tentara Indonesia saat itu mendapatkan makanan dan minuman dari rakyat yang mayoritas tinggal di gubuk karena tidak adanya anggaran, Menhan, Menteri Keuangan (Menkeu), dan parlemen. Hal tersebut merupakan hubungan erat antara rakyat dengan militer Indonesia.

“Tidak ada anggaran. Tidak ada menteri pertahanan. Tidak ada menteri keuangan. Tidak ada parlemen. Kami tidak memiliki mata uang. Bagaimana tentara kita makan? Masyarakat desa memberi makan bahkan pada tahun 1970 sebagai taruna muda, saya merasakan desa-desa miskin. Saat kami berlatih di desa, mereka memberi kami makanan. Mereka memberi kami air, memberi kami teh, dan mereka tinggal di gubuk. Inilah ikatan erat antara rakyat Indonesia dan militer,” ujarnya.

Prabowo lantas menyampaikan bahwa dirinya belajar banyak dan memahami mekanisme dengan melihat kebijakan yang telah dibuat Jokowi.

"Saya belajar banyak [dari Jokowi]. Saya memahami mekanismenya. Saya melihat kebijakannya,” ujarnya.

Prabowo Subianto juga yakin setiap pemimpin memiliki tanggung jawab membela rakyatnya serta elemen masyarakat, mulai dari yang paling lemah dan miskin.

“Saya yakin bahwa setiap pemimpin yang bertanggung jawab harus membela rakyatnya dan harus membela elemen masyarakat yang paling lemah dan termiskin,” lanjutnya. (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper