Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Drone Emprit & Media Kernel Indonesia Ismail Fahmi membuktikan bahwa isu kecurangan pemilu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.
Dalam analisis Drone Emprit terhadap isu media online dan cuitan di platform Twitter/X pada 7-23 Februari 2023, tergambar bahwa kata kunci 'curang' dan 'kecurangan' masih bertahan di atas 50.000 perbincangan per hari.
"Masih terus tinggi, tapi tidak setinggi puncaknya di tanggal 14 Februari atau Hari H pencoblosan yang mencapai ratusan ribu perbincangan. Total pada seminggu sebelum dan setelah hari pencoblosan mencapai 964.645 perbincangan di Twitter dan media online," jelasnya dalam diskusi virtual bersama Jaga Pemilu, Sabtu (24/2/2024).
Ismail menjelaskan bahwa sebanyak 75% dari total perbincangan itu memiliki sentimen negatif. Misalnya, tuduhan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), dugaan manipulasi perhitungan suara, menekan penggunaan hak angket, serta isu rusaknya demokrasi.
Sebaliknya, terdapat 17% perbincangan yang bernuansa positif, misalnya imbauan agar publik ikut mengawal dan membuktikan kecurangan sesuai aturan yang berlaku, serta terdapat narasi bahwa kecurangan sebenarnya dilakukan semua paslon sehingga publik harus objektif dalam menanggapi isu kecurangan.
'Kecurangan TSM yang mewarnai Pilpres 2024 menjadi salah satu dugaan kecurangan yang paling banyak keluar di media sosial. Selain itu, banyak keluar juga komentar soal cawe-cawe Presiden untuk memenangkan Prabowo-Gibran, serta isu kecurangan pemilu di luar negeri," tambahnya.
Baca Juga
Beberapa isu kecurangan lain yang banyak mendapat sorotan warganet berdasarkan catatan Drone Emprit, antara lain soal potensi manipulasi survei, politisasi bansos, kontak tim hukum pasangan calon, kenaikan gaji aparatur negara, pelanggaran etika MK dan KPU, pengerahan aparatur negara, serta kegagalan Sirekap.
Adapun, terkhusus perbincangan di media online yang porsinya 18.556 artikel, jumlah pemberitaan terkait isu kecurangan saat ini justru tengah memuncak. Tepatnya sejak 18 Februari 2023, dan telah melampaui pemberitaan kecurangan pada Hari H pencoblosan.
Ismail menekankan bahwa sorotan media yang juga masih terbilang tinggi berpotensi membuka bagaimana integritas pemilu sebenarnya, sehingga berpeluang menimbulkan dampak sosial yang didorong persepsi masyarakat untuk semakin skeptis terhadap penyelenggaraan pemilu.