Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 51,9% pemilih pada Pemilu 2024 merupakan milenial dan generasi Z.
Kira-kira, siapa pasangan calon (paslon) yang paling melek soal isu-isu sosial yang dekat dengan dua generasi tersebut?
Gambaran sensitivitas para pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres & cawapres) terhadap isu kekinian bagi milenial dan gen-Z mulai terlihat dari unggahan dokumen visi-misi resmi dari masing-masing paslon.
Tiga pasangan capres & cawapres yang telah mendaftar sebagai peserta Pilpres 2024 itu tampak menyoroti beberapa fenomena yang 'relate' dengan anak muda, seperti isu kesehatan mental (mental health), harga properti yang menjulang tinggi, perundungan, sampai fenomena generasi roti lapis (sandwich generation).
Lantas, siapa yang paling lengkap membaca kegelisahan pemilih berusia di bawah 40 tahun dari visi-misinya?
Terlebih, menurut data KPU, kelompok ini mencapai 106,3 juta jiwa dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 204,8 juta jiwa.
Baca Juga
Berikut ulasan Bisnis soal fenomena-fenomena kekinian dalam dokumen visi-misi pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin), dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Ganjar-Mahfud
Pasangan yang mengusung visi-misi bertajuk 'Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim & Lestari' itu memiliki 8 misi utama, salah satunya Mempercepat Pembangunan Manusia Indonesia Unggul yang Berkualitas, Produktif, dan Berkepribadian.
Pada misi itu, terdapat poin Kesehatan Jiwa dan Raga yang memuat program bernama Layanan Konsul Keliling (KOLING), serta Penguatan Kesehatan Mental.
KOLING akan mengakomodasi tenaga kesehatan berkeliling dari pintu ke pintu rakyat untuk memberikan pelayanan dan pendataan status kesehatan, serta asistensi rujukan.
Sementara terkait kesehatan mental, Ganjar-Mahfud akan menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik, dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
Berkaitan pendidikan, pada poin ini pula terdapat program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana yang berupaya memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan minimal 1 orang anaknya hingga sarjana untuk memutus rantai kemiskinan.
Terdapat pula program yang konteksnya beririsan dengan fenomena perundungan, bernama Jaga Teman yang isinya memberikan pemahaman pentingnya berpihak pada korban serta dukungan anggaran yang nyata kepada satgas anti kekerasan berbasis gender dan perundungan di seluruh lembaga.
Sementara itu, dalam misi Mempercepat Pemerataan Pembangunan Ekonomi, pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura ini memasukkan program bernama Rumah Kita-10 Juta Hunian dalam poin Bahagia dan Sejahtera.
Isinya soal janji Ganjar-Mahfud membangunan hunian baru atau renovasi seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa, disertai ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan anak muda, dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah.