Bisnis.com, JAKARTA – Korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat di Maroko pada Jumat malam (8/9/2023) bertambah menjadi 820 jiwa. Sebagian besar korban berada di desa-desa terpencil di pegunungan.
Melansir Reuters pada Sabtu (9/9/2023), Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan 820 orang tewas dan 672 lainnya terluka akibat gempa dengan magnitudo 7,2 yang terjadi di pegunungan High Atlas Maroko.
Sebagian besar korban tewas berada di daerah pegunungan di luar Marrakech, kota terdekat dari pusat gempa. Di desa Amizmiz, sekitar 60 km, petugas penyelamat menyisir reruntuhan untuk mencari korban.
Mohamed Azaw, salah seorang korban selamat gempa Maroko, mengatakan dirinya mampu menyelamatkan diri bersama anak-anaknya saat bumi berguncang. Namun, tetangganya tidak berhasil selamat.
"Sayangnya tidak ada seorang pun yang ditemukan dalam keadaan hidup dalam keluarga itu. Ayah dan anak laki-laki ditemukan tewas dan mereka masih mencari ibu dan anak perempuannya," ungklap Azaw seperti dilansir Reuters.
Sekitar 20 orang termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara berpakaian lengkap berdiri di atas reruntuhan sebuah rumah di Amizmiz ketika mereka mencoba untuk menyingkirkan puing-puing, potongan-potongan karpet dan perabotan yang menonjol dari celah di antara lantai beton.
Baca Juga
Di Marrakech, di mana 13 orang dipastikan tewas, warga menghabiskan malam di tempat terbuka, takut untuk pulang ke rumah.
Bangunan-bangunan di kota tua Maroko yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO mengalami kerusakan. Sebuah menara masjid runtuh di Alun-alun Jemaa al-Fna, yang menjadi jantung kota tua tersebut.
Warga yang terluka bergegas mengungsi ke Marrakech dari daerah-daerah sekitarnya untuk mendapatkan perawatan.
Rekaman televisi pemerintah dari daerah Moulay Ibrahim, sekitar 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, menunjukkan puluhan rumah ambruk di kaki gunung, dan penduduk menggali kuburan sementara sekelompok perempuan berdiri di jalan.
Montasir Itri, seorang penduduk desa Asni yang berada di dekat pusat gempa, mengatakan bahwa sebagian besar rumah di sana rusak.
"Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa," katanya.
Kementerian Dalam Negeri Maroko mengimbau agar masyarakat tenang dan mengatakan bahwa gempa tersebut melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Pusat geofisika Maroko mengatakan bahwa gempa tersebut terjadi setelah pukul 23.00 (Sabtu 05.00 WIB) di daerah Ighil di High Atlas.
Menurut US Geological Survey, gempa tersebut merupakan yang paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, saat gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang.